Archive for the ‘psychology’ Category
Tes DISC
DISC Profile adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya kepribadian, yang pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan pemikiran, baik secara professional maupun secara personal.
Pendekatan DISC terletak di antara kedua kutub ini. Memang ini bukanlah sebuah alat test kepribadian yang lengkap atau test psikometrik dalam pengertian teknis, alat ini memberikan gambaran mengenai gaya seseorang yang dapat memprediksi kecenderungan perilakunya di masa yang akan datang. Hal ini diperoleh dengan mengevaluasi faktor-faktor kepribadian utama yang ada dalam diri seseorang.
DISC ini memberikan banyak keuntungan dalam penggunaannya, jika batere test yang lengkap sering berisi ratusan pertanyaan, dan membutuhkan waktu lama dalam melengkapinya, kuesioner DISC hanya berisi dua puluh empat pertanyaan, dan dapat diselesaikan dalam waktu hanya lima belas menit atau bahkan kurang. Keuntungan lainnya ada pada interpretasinya; pada test lengkap merupakan hasil pekerjaan para ahli atau expert-nya, hasil DISC dapat dikerjakan dengan menggunakan suatu software dan dapat dikerjakan dengan otomatisasi, dengan demikian waktu pelaporan yang dibutuhkan juga akan jauh lebih cepat.
Yang tidak dapat dihasilkan DISC?Keterbatasan utama DISC adalah tidak dapat memberikan gambaran keterampilan (skills) dan tingkat pengetahuan (knowledge) seseorang. Contoh, alat ini dapat menyimpulkan bahwa seseorang akan sangat cocok secara perilaku dan tempramen sebagai akuntan, akan tetapi tidak dapat menilai apakah orang itu memiliki keterampilan yang cukup untuk menjalankan peran atau tugasnya dengan baik.
DISC membagi 4 tipe perilaku individu ketika berinteraksi dengan lingkungannya, yakni : Dominance, Influence, Steadiness dan Compliance.
Dominance Style
Orang-orang yang masuk dalam model ini adalah mereka yang suka mengendalikan lingkungan mereka, serta senang menggerakkan orang-orang di sekitar mereka.Mereka adalah jenis pribadi yang suka to-the-point, tidak bertele-tele.Mereka juga senang mengambil peran penting, pembuat keputusan, problem solver, dan melaksanakan berbagai hal.Mereka cenderung menyukai posisi sebagai leader. Meskipun demikian, ketika menjadi leader, mereka cenderung akan menjadi pemimpin yang otoriter, demanding, dan kurang memiliki kesabaran serta empati pada bawahan.
Ketika orang-orang dari model ini termotivasi secara negative, mereka dapat menjadi seorang pembangkang (rebels).Mereka juga tipe orang yang cepat menjadi bosan dengan suatu rutinitas. Mereka juga kurang suka dengan detil, karena pada dasarnya mereka cenderung tipe yang suka dengam big-view picture dan visioner. Orang dengan tipe D ini juga adalah orang yang menyukai tantangan dan berani mengambil resiko.
Untuk menciptakan lingkungan motivasi yang benar pada model kepribadian seperti ini, kita perlu memperhatikan hal berikut:
- Pesan harus jelas, dan langsung pada pokok pembahasan ketika kita berinteraksi dengan model kepribadian seperti ini.
- Hindari hal-hal yg terlalu pribadi atau berbicara terlalu banyak yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.
- Biarkan mereka tahu apa yang anda harapkan dari mereka. Jika anda harus mengarahkan mereka, berikan mereka kesempatan untuk mengambil keputusan dan berada dalam kendali.
- Terimalah kebutuhan mereka untuk variasi dan perubahan. Jika mungkin, berikan tantangan-tantangan baru, juga kesempatan untuk mengarahkan yang lain.
Influence Style
Orang-orang dengan model ini adalah mereka yang suka bergaul dengan orang lain, ekstrovert, dan senang berada pada lingkaran pertemanan yang luas. Mereka benar-benar menikmati berada bersama teman-temannya.Mereka tidak suka menyelesaikan sesuatu atau bekerja sendirian (single fighter).Sebaliknya, mereka lebih suka berhubungan dan bekerja dengan orang-orang daripada sendirian.
Orang-orang dengan model ini juga memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain, dan mudah melibatkan perasaan ketika menjalankan aktivitasnya. Mereka pada dasarnya orang yang penuh optimisme, antusias, dan cenderung memiliki sifat dasar yang riang.Meskipun demikian, mereka bukan orang tepat ketika harus mengerjakan tugas-tugas yang menuntut ketelitian tinggi seperti akuntansi dan keuangan. Pada sisi lain, mereka dapat menjadi best promotor untuk gagasan-gagasan baru.
Untuk memberikan motivasi bagi mereka, kita bisa melakukan hal-hal berikut:
- Berikan waktu anda untuk berinteraksi dan mendengarkan aspirasi mereka.
- Sediakan tugas dimana mereka memiliki kesempatan untuk membangun relasi dan berhubungan dengan orang lain dari beragam latar belakang
- Berikan bimbingan dan arahan yang jelas – termasuk deadline, sebab tanpa panduan ini mereka sering akan “ngelantur” dan tidak mampu menyelesaikan perkerjaan dengan tepat waktu.
Steadiness Style
Orang-orang dalam model ini cenderung introvert, reserve, dan quiet.Mereka adalah orang-orang yang lebih suka melakukan sesuatu secara sistematis, teratur dan bertahap.Mereka juga cendrung menyukai sesuatu yang berjalan dengan konsisten, dapat diprediksi dan lingkungan kerja yang stabil dan harmonis.Orang-orang dalam model ini juga tergolong pribadi yang sabar, dapat diandalkan dan cenderung memiliki loyalitas yang tinggi.
Pada sisi lain, mereka termasuk golongan yang kurang menyukai perubahan yang radikal dan bersifat mendadak. Juga cenderung terpaku pada sistem yang sudah berjalan; dan karena itu kurang terdorong untuk melakukan inovasi yang bersifat radikal. Ketika mereka mengalami demotivasi, mereka cenderung akan menjadi orang yang kaku, resisten dan kemudian melakukan perlawanan secara pasif.
Untuk menciptakan iklim yang positif kepada orang-orang dengan model steadiness, kita bisa melakukan hal berikut:
- Berikan mereka kesempatan untuk bekerja sama dalam tim untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- Berikan arahan-arahan yang spesifik dan sistematis
- Ketika melakukan perubahan, pastikan dengan prosedur yang sistematis, langkah-demi-langkah dan yakinkan bahwa kekhawatiran dan kecemasan mereka tidak akan terjadi. Mereka butuh rasa aman.
- Yakinkan mereka bahwa anda telah telah berpikir matang sebelum memutusakan perubahan. Berikan mereka kesempatan atau ruang untuk menyelesaikan masalah jika terjadi secara bertahap.
Conscientiousness Style
Orang-orang dalam kategori ini termasuk pribadi yang menekankan akurasi dan ketelitian.Mereka cenderung menyukai sesuatu yang direncanakan dengan matang dan bersifat menyeluruh. Mereka juga cenderung suka dengan pekerjaan yang mengacu pada prosedur dan standar operasi yang baku. Orang-orang dalam kategori ini adalah pemikir yang kritis dan suka melakukan analisa untuk memastikan akurasi.
Pada sisi lain, karena cenderung terfokus pada keteraturan, pribadi dalam model ini cenderung skeptis terhadap gagasan-gagasan baru yang radikal. Mereka juga agak enggan menerima proses perubahan yang mendadak. Ketika mereka termotivasi secara negative, mereka akan menjadi sinis atau sangat kritis.
Perlakuan yang optimal untuk orang-orang dalam model ini adalah sebagai berikut:
- Memberikan tugas dimana terdapat kesempatan bagi mereka untuk mendemonstrasikan keahlian mereka
- Memberikan tugas yang menuntut akurasi dan ketelitian
- Memberikan tugas yang membutuhkan perencanaan yang matang dan bersifat komprehensif
- Ketika memberikan instruksi, harus disertai dengan data dan argumen yang rasional dan disajikan secara sistematis.
|
Ciri Umum |
Nilai Dalam Team |
Kemungkinan Kelemahan |
Ketakutan Terbesar |
D |
Langsung; Tegas; Rasa ego yang tinggi; Problem Solver; Risk Taker; Self-Starter |
Bottom-line organizer; Menghargai waktu; Menentang status quo; Inovatif |
Melanggar kewenangan; Sikap argumentatif; Menolak rutinitas; Cenderung mengerjakan banyak hal pada saat bersamaan |
Dimanfaatkan orang lain |
I |
Antusias; Percaya; Optimistis; Persuasif; Bicara aktif; Impulsif; Emosional |
Problem solver yang kreatif; Penggugah semangat yang baik; Memotivasi orang lain; Selera humor yang positif; Menengahi konflik; Pembawa damai |
Mencari popularitas dari pada hasil kerja nyata; Kurang perhatikan detail; Terlalu menggunakan bahasa tubuh; Mendengar hanya bagian kesukaannya |
Penolakan |
S |
Pendengar yang baik; Team player; Possessive; Stabil; Dapat diprediksi; Memahami orang lain; Bersahabat |
Dapat dipercaya dan diandalkan; Anggota team yang loyal; Taat akan otoritas; Pendengar yang baik; Sabar dan berempati; Mendamaikan koflik |
Menolak perubahan; Butuh waktu lama untuk berubah; Menyimpan dendam; Sensitif pada kritik; Sulit menentukan prioritas |
Kehilangan rasa aman |
C |
Akurat; Analitis; Cermat; Hati-hati; Fact-Finder; Presisi tinggi; Standard kerja tinggi; Sistematis |
Perspektifnya : “Sumber realitas”; Rajin dan hati-hati; Tuntas dalam kegiatan; Menggambarkan situasi; Mengumpulkan, mengkritisi dan menguji informasi |
Membutuhkan batasan yang jelas; Terikat pada prosedur dan metoda; Sangat detail; Tidak mengungkapkan perasaan; Cenderung menerima dari pada argumentasi |
Kritik |
Kaitannya dengan Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan yaitu psikologi yang husus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan muadah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya. Dan kaitannya dengan DISC adalah suatu alat test kepribadian, dari siswa yang mengikuti pelajaran. Bagaimana sikap siswa yg suka atau tidak suka dengan pembelajaran tersebut sehingga guru bisa memahami kepribadian siswanya dalam hal kepribadiannya.
Koreksi DISC
1. Buka software DISC
2. Isikan data diri testee di kolom yang tersedia
3. Baca petunjuk pengerjaan soal (input data)
4. Kerjakan sesuai dengan petunjuk yang sudah ada dengan memberikan tanda silang (X)
5. Lihat hasil input (raw score)
6. Tekan tombol “HASIL” dan silahkan lihat hasil analisi sudah muncul secara otomatis
nama penyusun :
1. Nur Septiana Sari (10509929)
2. Okky Farida (12509756)
3. Prilla Rahmanissa (12509561)
4. Putrijah (14509940)
5. Hanum Windiswatika (10508098)
kelas : 4PA02
dosen : Dr. Asep Juarna
mata kuliah : sistem informasi psikologi
untuk : http://www.gunadarma.ac.id
http://www.studentsite.gunadarma.ac.id
dalam pemenuhan tugas softskill
psikologi lansia
Posted March 18, 2012
on:Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling ber interaksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas pada pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang merupakan bagian dari Gerontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain (Depkes.RI, 1992:6)
Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lansia yang menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia.
Sementara Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari masalah kesehatan jiwa pada lansia yang menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia.
Psikologi Lansia
Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien Geriatri dan Psikogeriatri, yaitu :
- Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia.
- Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif
- Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila : a) Ketergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain), b) Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab, diantaranya setelah menajalani masa pensiun, setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup dan lain-lain.
- Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis) sehingga membawa lansia kearah kerusakan / kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif, apatis dsb. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang paling berat, misalnya kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan penegak hukum, atau trauma psikis.
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap psikologi lansia. Faktor-faktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua mereka dengan bahagia. Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:
1. Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, enerji menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.
Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersifat memforsir fisiknya.
Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang.
2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti : Gangguan jantung, gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai operasi : misalnya prostatektomi, kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.
Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :
- Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia
- Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya.
- Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.
- Pasangan hidup telah meninggal.
- Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun dsb.
3. Perubahan Aspek Psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia sebagai berikut:
- Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
- Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
- Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
- Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
- Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.
4. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari model kepribadiannya seperti yang telah diuraikan pada point tiga di atas.
Bagaimana menyiasati pensiun agar tidak merupakan beban mental setelah lansia? Jawabannya sangat tergantung pada sikap mental individu dalam menghadapi masa pensiun. Dalam kenyataan ada menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang merasa senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah-olah acuh terhadap pensiun (pasrah). Masing-masing sikap tersebut sebenarnya punya dampak bagi masing-masing individu, baik positif maupun negatif. Dampak positif lebih menenteramkan diri lansia dan dampak negatif akan mengganggu kesejahteraan hidup lansia. Agar pensiun lebih berdampak positif sebaiknya ada masa persiapan pensiun yang benar-benar diisi dengan kegiatan-kegiatan untuk mempersiapkan diri, bukan hanya diberi waktu untuk masuk kerja atau tidak dengan memperoleh gaji penuh.
Persiapan tersebut dilakukan secara berencana, terorganisasi dan terarah bagi masing-masing orang yang akan pensiun. Jika perlu dilakukan assessment untuk menentukan arah minatnya agar tetap memiliki kegiatan yang jelas dan positif. Untuk merencanakan kegiatan setelah pensiun dan memasuki masa lansia dapat dilakukan pelatihan yang sifatnya memantapkan arah minatnya masing-masing. Misalnya cara berwiraswasta, cara membuka usaha sendiri yang sangat banyak jenis dan macamnya.
Model pelatihan hendaknya bersifat praktis dan langsung terlihat hasilnya sehingga menumbuhkan keyakinan pada lansia bahwa disamping pekerjaan yang selama ini ditekuninya, masih ada alternatif lain yang cukup menjanjikan dalam menghadapi masa tua, sehingga lansia tidak membayangkan bahwa setelah pensiun mereka menjadi tidak berguna, menganggur, penghasilan berkurang dan sebagainya.
5. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan. Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kdang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna serta merengek-rengek dan menangis bila ketemu orang lain sehingga perilakunya seperti anak kecil.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya lansia yang memiliki keluarga bagi orang-orang kita (budaya ketimuran) masih sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu memelihara (care) dengan penuh kesabaran dan pengorbanan. Namun bagi mereka yang tidak punya keluarga atau sanak saudara karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak punya anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri, seringkali menjadi terlantar.
Read more: Psikologi Lansia | belajarpsikologi.com
oedipus dan electra complex
Posted October 6, 2011
on:Electra complex [Kompleks Electra] adalah istilah psikoanalisis yang digunakan untuk menggambarkan perasaan romantis seorang gadis terhadap ayahnya dan marah terhadap ibunya. Electra complex [Kompleks Electra] seperti halnya dengan Oedipal Complex [Kompleks Oedipus] pada laki-laki.
Menurut Sigmund Freud, perkembangan psikoseksual seorang anak perempuan pada awalnya melekat pada ibunya. Ketika ia menemukan bahwa ia tidak memiliki penis, ia menjadi melekat pada ayahnya dan mulai membenci ibunya, yang menganggap ibunya telah melakukan “pengebirian dirinya”. Freud percaya bahwa seorang anak perempuan kemudian mulai mengidentifikasi dan meniru ibunya karena takut kehilangan cinta ayahnya.
Istilah Electra Kompleks memang sering dikaitkan dengan Freud, namun sebenarnya Carl Jung telah menciptakan istilah ini pada tahun 1913. Freud sendiri menolak istilah tersebut, karena menggambarkan penyederhanaan upaya untuk memahami analogi antara sikap dari dua jenis kelamin. Freud sendiri menggunakan istilah Oedipus sebagai sebuah sikap feminin untuk menggambarkan apa yang sekarang kita sebut sebagai Electra complex [Kompleks Electra].
Oedipal Complex [kompleks Oedipus]
Oedipal Complex [kompleks Oedipus] merupakan suatu istilah yang digunakan oleh Freud dalam teorinya tentang tahap perkembangan psikoseksual untuk menggambarkan perasaan seorang anak laki-laki yang mencintai untuk ibunya, disertai rasa cemburu dan kemarahan terhadap ayahnya. Menurut Freud, anak laki-laki itu ingin memiliki ibunya dan menggantikan ayahnya, yang ia dilihat sebagai pesaing untuk mendapatkan kasih sayang ibunya. Oedipal Complex terinspirasi dari karakter di Sophocles [cerita kuno yunani] dimana ‘Oedipus Rex yang secara tidak sengaja membunuh ayahnya dan menikahi ibunya’.
sumber : http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2010/05/15/apa-itu-electra-complex-dan-oedipus-complex/
kekerasan dalam pacaran (KDP)
Posted October 6, 2011
on:Pacaran adalah hubungan antara pria dan wanita yang diwarnai keintiman dimana satu sama lain terlibat dalam perasaan cinta dan saling mengakui pasangannya sebagai pacar. Melalui berpacaran seseorang akan mempelajari mengenai perasaan emosional tentang kehangatan, kedekatan dan berbagi dalam hubungan dengan orang lain. Salah satu tugas perkembangan dewasa muda adalah berkisar pada pembinaan hubungan intim dengan orang lain.
Namun pada kenyataannya, seringkali terjadi bahwa pacaran yang dilakukanremaja dapat menjurus kepada hal-hal yang negatif, misalnya pacaran diiringi dengan perilaku seksual pranikah, kekerasan dalam berpacaran, bahkan tidak jarang terjadi kasus-kasus pembunuhan, perkosaan hingga maraknya kasus-kasus hubungan seksual yang direkam melalui handphone. Salah satu fenomena yang saat ini semakin banyak muncul pada hubungan berpacaran adalah kekerasan dalam pacaran (KDP).
Data kasus kekerasan yang ditangani oleh Jaringan Relawan Independen (JaRI) periode April 2002-Juni 2007, yakni, dari 263 kasus kekerasan yang masuk, ada 92% korban perempuan (sekitar 242 orang). Dimana sepertiganya merupakan kekerasan dalam pacaran (KDP). Sementara itu, kasus kekerasan dalam pacaran (KDP) dan perkosaan pun menjadi kasus dominan yang ditangani Rifka Annisa Women`s Crisis Center asal Yogyakarta, setelah kekerasan terhadap istri. Selama 14 tahun terakhir, dari 3.627 kasus kekerasan terhadap perempuan yang terungkap, sekitar 26 % di antaranya adalah kekerasan dalam pacaran (KDP) dan perkosaan. Rifka Annisa (2002) mencatat bahwa kekerasan terhadap perempuan yang terjadi antara bulan Januari-Juli 2002 tercatat sebanyak 248 kasus. Dimana 60 kasus merupakan kekerasan pada masa pacaran (KDP) dan perkosaan 30 kasus.
Fenomena kekerasan dalam pacaran (KDP) sebenarnya seperti gunung es. Sebab, angka-angka tersebut hanya berdasar pada jumlah kasus yang dilaporkan, padahal dalam kenyataannya, tidaklah mudah bagi korban kekerasan melaporkan kasus yang dialaminya.
Kekerasan dalam Pacaran (KDP)
Banyak orang yang peduli tentang kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga (Domestic Violence), namun masih sedikit yang peduli pada kekerasan yang terjadi berpacaran (Kekerasan Dalam Pacaran/KDP) atau Dating Violence). Banyak yang beranggapan bahwa dalam berpacaran tidaklah mungkin terjadi kekerasan, karena pada umumnya masa berpacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah, di mana setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku dan kata-kata yang dilakukan dan diucapkan sang pacar.
Kekerasan dalam Pacaran (KDP) adalah perilaku atau tindakan seseorang dapat disebut sebagai tindak kekerasan dalam percintaan atau pacaran apabila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah dilakukan oleh pasangannya pada hubungan pacaran. Suatu tindakan dikatakan kekerasan apabila tindakan tersebut sampai melukai seseorang baik secara fisik maupun psikologis, bila yang melukai adalah pacar maka ini bisa digolongkan tindak kekerasan dalam pacaran (KDP).
Sebenarnya kekerasan ini tidak hanya dialami oleh perempuan atau remaja putri saja, remaja putra pun ada yang mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya. Tetapi perempuan lebih banyak menjadi korban dibandingkan laki-laki karena pada dasarnya kekerasan ini terjadi karena adanya ketimpangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan yang dianut oleh masyarakat luas. Ketidakadilan dalam hal jender selama ini telah terpatri dalam kehidupan sehari-hari, bahwa seorang perempuan biasa dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut, pasif, mengutamakan kepentingan laki-laki dan lain sebagainya, sehingga dirasa “pantas” menerima perlakuan yang tidak wajar atau semena-mena.
Payung hukum terhadap terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan, sebetulnya sudah cukup terakomodasi melalui UU No. 23 tahun 2004 tentang KDRT. Namun untuk kekerasan dalam pacaran (KDP), belum ada payung hukum khusus, dan masih menggunakan KUHP sebab dianggap kasus kriminal biasa. Kekerasan dalam pacaran (KDP) bisa masuk dalam KDRT, karena kekerasan yang terjadi dalam relasi domestik, antara laki-laki dan perempuan yang memiliki hubungan khusus.
Hal yang khas yang sering muncul dalam kasus kasus kekerasan dalam pacaran adalah bahwa korban biasanya memang cenderung lemah, kurang percaya diri, dan sangat mencintai pasangannya. Apalagi karena sang pacar, setelah melakukan kekerasan (menampar, memukul, nonjok, dll) biasanya setelah itu menunjukkan sikap menyesal, minta maaf, dan berjanji tidak akan mengulangi tindakan kekerasan lagi, dan bersikap manis kepada pasangannya. Pada dasarnya, hubungan pacaran adalah sarana melatih keahlian individu dalam kepekaan, empati, kemampuan untuk mengkomunikasikan emosi dan menyelesaikan konflik serta kemampuan untuk mempertahankan komitmen. Jika individu mampu mengkomunikasikanemosi dan menyelesaikan konflik dengan baik niscaya kekerasan dalam pacaran (KDP) tidak akan terjadi. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis menduga bahwa salah satu penyebab terjadi kekerasan dalam pacaran (KDP) adalah rendahnya tingkat asertivitas individu. Rendahnya asertivitas tersebut tampak ketika individu cenderung menerima segala bentuk perlakuan oleh pasangannya, meskipun sebetulnya individu merasa tersiksa. Asertif berfungsi sebagai mengkomunikasikan emosi dan menyelesaikan konflik dalam berpacaran.
sumber : http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2010/07/07/kekerasan-dalam-pacaran-kdp/
anoreksia nervosa
Posted October 4, 2011
on:- I. PENDAHULUAN
Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja menjadi sangatconcern atas pertambahan berat badan, terutama remaja putri, karena mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak, sehingga mudah untuk menjadi gemuk apabila mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi. Pada kenyataannya kebanyakan wanita ingin terlihat langsing dan kurus karena beranggapan banhwa menjadi kurus akan membuat mereka bahagia, sukses, dan popular. Remaja dengan gangguan makan memiliki masalah dengan body imagenya. Artinya mereka sudah mempunyai suatu mind set ( pemikiran yang sudah terpatri di otak ) bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka merasa tubuhnya gemuk, banyak lemak disana-sini, dan tidak sedap dipandang.1
Anoreksia nervosa adalah suatu kelainan yang ditandai dengan perubahan gambaran tubuh, ketakutan yang luar biasa akan kegemukan, penolakan untuk mempertahankan berat badan yang normal dan hilangnya siklus mentruasi (pada wanita). Penderita yang umumnya terjadi pada remaja putri biasanya mengalami gangguan makan, berupa aktifitas untuk menguruskan badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja melalui control yang ketat.2
Pada anoreksia nervosa terjadi hilangnya nafsu makan atau terganggunya pusat nafsu makan. Hal tersebut disebabkan oleh konsep yang terputar balik mengenai konsep penampilan tubuh, sehingga penderita mempunyai rasa takut yang berlebihan terhadap kegemukan. Penderita anoreksia nervosa sadar mereka lapar namun takut untuk memenuhi kebutuhan makan mereka, karena bisa berakibat meningkatnya berat badan. Berbeda dengan korban kelaparan, penderita anoreksia nervosa mampu menjaga kekuatan dan kegiatan sehari-hari mendekati normal. Tidak merasa lapar dan tidak cemas terhadap kondisinya.3
Takut gemuk atau merasa terlalu gemuk ini terutama terjadi pada wanita, sehingga membatasi makan dan terkadang tidak makan atau puasa. Akhirnya tidak mau makan hingga penderita kurus kering. Kelainan ini banyak terjadi di dalam masyarkat yang memuja bentuk tubuh yang kurus kering. Mereka terus-menerus malakukan diet mati-matian untuk mencapai tubuh yang kurus, yang pada akhirnya kondisi ini menimbulkan efek yang berbahaya yaitu kematian .2 penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada 10% penderitanya.3
Pada penderita anorekasia nervosa dapat menurunkan berat badannya antara 25 – 50 % dari berat badan sebenarnya. Dampak fisik yang umumnya terjadi penderita adalah kehilangan selera makan, hingga tidak mau mengkonsumsi apapun, lemah tidak bertenaga, sulit berkonsentrasi dan terjadi gangguan mentruasi. Namun dampak psikis juga terpengaruhi, seperti mempunyai perasaan tidak berharga,sensitiv mudah tersinggung atau marah, mudah merasa bersalah, kehilangan minat untuk berinteraksi dengan orang lain, tidak percaya diri, cenderung berbohong untuk menutupi perilaku makannya, minta perhatian orang lain, dan depresi. Dampak fisik maupun psikis yang terjadi akibat gangguan makan tersebut memerlukan pertolongan segera dari psikolog, dokter, ahli gizi, dan tentu saja orang tua.1
- II. DEFINISI
Defenisi anorekasi nervosa menurut DSM-IV adalah :4,5
- Menolak mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal minimal menurut usia dan tinggi badan (misalnya, menurunkan berat badan untuk mempertahankan berat badan kurang dari 85% yang diharapkan; atau kegagalan untuk menaikan berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, menyebabkan berat badan kurang dari 85% dari yang diharapkan).
- Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walaupun sesungguhnya memiliki berat badan kurang.
- Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri; berat badan atau bentuk badan yang tidak pantas atas dasar pemeriksaan sendiri, atau menyangkal keseriusan berat badannya yang rendah.
- Pada wanita pascamenarki, amenore yaitu tidak ada sekurangnya tiga siklus menstruasi berturut-turut (seorang wanita dianggap mengalami amenore jika periodenya timbul hanya setelah pemberian hormon, misalnya, estrogen).
- III. EPIDEMIOLOGI
Gangguan makan dalam berbagi bentuk telah dilaporkan pada sampai 4% pelajar remaja dan dewasa muda.4 Sekitar 95% penderita adalah wanita, kelainan ini biasanya terjadi pada masa remaja dan terkadang pada masa dewasa. Anoreksia nervosa diperkirakan terjadi pada kira-kira 0,5 sampai 1% gadis remaja. Biasanya menyerang orang-orang golongan social ekonomi menenngah ke atas.3 Gangguan ini terjadi 10 sampai 20 kali lebih sering pada wanita dibandingkan laki-laki. Lebih sering pada Negara yang maju, dan mungkin ditemukan dengan frekuensi tertinggi pada wanita muda yang profesinya memerlukan kekurusan , seperti model dan penari balet.4
- IV. ETIOLOGI
Faktor biologis, social, dan psikologis adalah terlibat dalam penyebab anoreksia nervosa. 4
- Faktor biologis
Kelaparan menyebabkan banyak perubahan biokimia, beberapa diantaranya juga ditemukan pada depresi, seperti hiperkortisolemia dan nonsupresi oleh deksametason. Terjadi penekanan fungsi tiroid, amenore, yang mencerminkan penurunan kadar hormonal. Kelainan tersebut dapat dikoreksi dengan pemberian makanan kembali.
- Faktor social
Penderita menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam masyarakat yang menekankan kekurusan dan latihan. Tidak berkumpul dengan keluarga adalah spesifik pada anoreksia nervosa. Pasien dengan anoreksia nervosa kemungkinan memiliki riwayat keluarga depresi, ketergantungan alcohol, atau suatu gangguan makan.
- Faktor psikologis dan psikodinamis
Anoreksia nervosa tampaknya merupakan suatu reaksi terhadap kebutuhan pada remaja untuk menjadi lebih mandiri dan meningkatkan fungsi social dan seksual. Biasanya mereka tidak mempunyai rasa otonomi dan kemandirian, biasanya tumbuh di bawah kendali orang tua. Kelaparan yang diciptakan sendiri (self starvation)mungkin merupakan usaha untuk meraih pengakuan sebgai orang yang unik dan khusus. Hanya memalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasien anoreksia dapat mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian.
- V. GAMBARAN KLINIS 6
- Ada 2 macam subtype dari anoreksia nervosa yang didasarkan atas metode-metode yang digunakan untuk mengkontrol berat badan, yaitu :
- Mengkontrol pengurangan berat badan dengan mengkonsumsi kalori yang sangat rendah dan olah raga.
- Terkadang terjadi bulimia diantara jarak makan, dan kelaparan dengan mempunyai kebiasaan memuntahkan dan penggunaan laksan dan diuretic daripada menggunakan obat penurun berat badan.
- Gejala klinis/symptom
- Gejala yang predominan adalah ketakutan yang sangat akan kenaikan berat badan, sampai terjadi phobia terhadap makanan. Ketakutan terhadap makanan disertai dengan penyalahartian dari body image; banyak pasien merasa diri mereka sangat gendut, walaupun sebenarnya mereka sangat kurus.
- Banyak penderita anoreksia nervosa mempunyaiobsessive compulsive behavior, misalnya mereka sering sekali mencuci tangan berulang-ulang, pasien cenderung kaku dan perfeksionis yang mengarahkan pada diagnosis gangguan kepribadian, seperti narcissisme, atau riwayat gangguan kepribadian.
- Penyesuaian seksual yang buruk
- Penderita anoreksia nervosa biasanya menunjukan perilaku yang aneh tentang makanan, seperti menyembunyikan makanan, membawa makanan dalam kantong, saat makan mereka membuang makanan, memotong makanan menjadi potongan kecil-kecil.
- Gangguan tidur dan gangguan depresi pada umumnya.
- Muntah yang dipaksakan
- Biasanya aktifitas dan program olah raga yang berlebihan
- Ada 2 macam subtype dari anoreksia nervosa yang didasarkan atas metode-metode yang digunakan untuk mengkontrol berat badan, yaitu :
- Tanda Anoreksia nervosa
- Menyamarkan kekurusan mereka dengan baju dan make-up
- Kulit kering dan kering, rambut halus, dan alopesia ringan.
- Subtype bulimia berat, seperti kehilangan enamel gigi karena asam lambung, ketika penderita muntah. Bahkan terdapat scar pada dorsum akibat jari-jari yang dimasukan ke mulut untuk memaksakan muntah.
- Hypokalemi dan kelainan EKG
- Kelainan neurology (seperti seizure dan neuropaty) dan anemia yang berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan.
- VI. DIAGNOSIS
Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah :7
– Mempunyai ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.
– Untuk suatu diagnosis yang pasti dibutuhkan semua hal seperti di bawah ini, yaitu:
- Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang berkurang maupun yang tidak tercapai) atau Quetelet’s body mass index adalah 17,5% atau kurang.
- Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan yang mengandung lemak dan salah satu hal di bawah ini :
- Merangsang muntah oleh dirinya sendiri
- Menggunakan pencahar
- Olah raga berlebihan
- Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika.
- Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan gemuk terus menerus menyerang penderita, penilaian yang berlebihan terhadap berat badan yang rendah.
- Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-piyuitary-gonadal aksis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria suatu kehilangan minat dan potensi seksual. Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, kortisol, perubahan metabolisme peripheral dari hormone tiroid, dan sekresi insulin abnormal.
- Jika onset terjadinya pada masa prubertas, perkembangan prubertas tertunda atau dapat juga tertahan. Pada penyembuhan, prubertas kembali normal, tetapi menarche terlambat.
– Pemeriksaan patologi dan laboratorium, tidak ada tes laboratorium tunggal yang mutlak mambantu menegakan diagnosa anoreksia nervosa. Urutan uji saring laboratorium adalah diperlukan pada orang yang memenuhi criteria anoreksia nervosa. Tes tersebut dapat berupa elektrolit serum dan tes fungsi ginjal, tes glukosa, EKG, kadar kolesterol, test supresi deksametason, dan kadar karoten. Klinisi mungkin menemukan penurunan hormon tiroid, penurunan glukosa serum, nonsupresi kortisol setelah deksametason, hipokalemia, peningkatan nitrogen urea darah, dan hiperkolesterolemia.
- VII. KOMPLIKASI MEDIS DARI GANGGUAN MAKAN
Berhubungan dengan penurunan berat badan :4
– Kaheksia : hilangnya lemak, massa otot, penurunan metabolisme tiroid (sindrom T3 rendah), intoleransi dingin, dan sulit mempertahankan temperatur inti tubuh.
– Jantung : hilangnya otot jantung, jantung kecil, aritmia jantung, termasuk kontraksi premature atrium dan ventrikel, perpanjangan transmisi berkas HIS (perpanjangan interval QT, bradikardia, takikardia ventricular, kematian mendadak.
– Pencernaan-gastrointestinal: perlambatan pengosongan lambung, kembunng, konstiopasi, nyeri abdomen.
– Reproduktif : Amenore, kadar leutenizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) yang rendah.
– Dermatologis: lanugo (rambut halus tumbuh di seluruh tubuh), edema.
– Hematologys : leucopenia
– Neuropsikiatri : sensasi kecap yng abnormal ( mungkin karena defesiensi dari seng ), depresi apatetik, gangguan kognitif ringan.
– Rangka osteoporosis.
Berhubungan dengan mencahar ( muntah dan penyalahgunaan laksatif)
– Metabolisme : kelainan elektrolit, terutama alkalosis hipokalemik, hipokloremik, dan hipomagnesimia.
– Pencernaan-gastrointestinal : peradangan dan pembesaran kelenjar liur dan pancreas, dengan peningkatan amylase serum, erosi esophagus dan lambung, usus disfungsional dengan dilatasi haustra.
– Gigi: erosi enamel gigi, terutama bagian depan, dengan dengan kerusakan gigi yang bersanngkutan.
– Neuropsikiatrik : kejang (berhubungan dengan pergeseran cairan yang besar dan gangguan elektrolit), neuropati ringan, kelelahan, dan kelemahan, gangguan kognitif lainnya.
VIII. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding anoreksia nervosa adalah dipersulit oleh penyangkalan pasien tentang gejalanya, kerahasiaan di sekitar ritual makan pasien yang aneh dan penolakan pasien untuk mencari pengobatan. dibawah ini adalah diagnosis banding untuk anoreksia nervosa.4
- Anoreksia nervosa harus dibedakan dengan dengan kekurusan pada umumnya, terlalu kurus, tetapi penurunan berat badannya kurang dari 15% berat badan normal. Pemikiran sekarang diperkirakan, bahwa anoreksia nervosa adalah gangguan yang khusus, dan tidak mencerminkan penurunan berat badan yang berlanjut.
- Gangguan organic, seperti tumor otak yang melibatkan jaras hypothalamus-pituitary, penyakit Addison, Diabetes Mellitus, dan gangguan gastrointestinal.
- Gangguan psikologi, pada umumnya pasien depresi mengalami suatu penurunan nafsu makan, sedangkan pada anoreksia nervosa mengaku memiliki nafsu makan yang normal dan merasa lapar. Pada agitasi depresif, hiperaktifitas yang ditemukan pada anoreksia nervosa adalah direncanakan dan merupakan ritual. Preokupasi dengan makanan yang mengandung kalori, resep makanan dan persiapan pesta pencicipan makanan adalah tipikal pada pasien anoreksia nervosa dan tidak ditemukan pada penderita gangguan depresif. Dan pada pasien dengan gangguan depresif tidak memiliki ketakutan yang kuat akan kegemukan atau gangguan citra tubuh, seperti yang dimiliki oleh pasien anoreksia nervosa.
- Sekitar 50% penderita anoreksia nervosa ditemui ktiteria untuk diagnosis tersangka bulimia, dinamakan bullimarexia atau bulimia nervosa sebagai variasi dari penyakit.
- IX. PROGNOSIS 4
Pada umumnya prognosis adalah tidak baik. Pada mereka yang telah mencapai berat badan ideal kembali, preokupasi dengan makanan dan berat badan sering kali terus terjadi, hubung social sering kali buruk, dan banyak pasien mengalami depresi. Namun respon jangka pendek pien terhadap hamper semua program pengobatan rumh sakit adalah baik. indikator suatu hasil yang baik adalah pengakuan rasa lapar, sedikit penyangkalan, kurangn imaturitas, dan peningkatan harga diri.
- X. TERAPI
Mengingat implikasi psikologi dan medis anoreksia nervosa yang sulit, suatu rencana pengobatan harus menyeluruh, termasuk perawatan di rumah sakit jika diperlukan dan terapi individual serta keluarga adalah dianjurkan. Pendekatan perilaku, interpersonal, dan kognitif pada beberapa kasus medikasi harus dipertimbangkan. 4,5,6
- Perawatan di rumah sakit. Clinical harus memutuskan pasien mana yang harus diberi perawatan di rumah sakit, dan yang tidak harus.
- i. kehilangan energi yang banyak, pada umumnya, pasienanoreksia nervosa yang berada 20% di bawah berat badan yang diharapkan untuk tinggi badannya adalah dianjurkan untuk program rawat inap, dan pasien yang berada 30% di bawah berat badan yang diharapkan memerlukan perawatan rumah sakit psikiatrik yang terentang dari dua sampai 6 bulan..
- ii. Hypokalemi (<3 meg/L) atau EKG mengalami perubahan akibat meningkatnya potassium.
- iii. Lingkaran muntah, dan pengurangan makanan yang tidak dapat diputuskan.
- i. Assessment yang berhati-hati dan penatalaksanaan masalah kesehatan dan gangguan kejiwaan lainnya.
- ii. Modifikasi perilaku lainnya untuk usaha peningkatan berat badan, seperti :
- tirah baring dengan pengawasan konsumsi makanan sebagai langkah awal untuk setiap pasien. Frekuensi pemberian makan 5-6 kali, dengan kalori 1500 – 2000 kalori yang ditingkatkan secara bertahap, biasanya diberikan makanan yang sama selama sehari sehingga pasien tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar sekali makan.
- keinginan untuk menaikan berat badan harus disesuaikan dengan pendidikan pasien
- setiap pagi pasien harus ditimbang setiap pagi, setelah mengosongkan kandung kemihnya dan sebelum sarapan
- mengkuatkan kembali keinginan pasien untuk meningkatkan berat badannya.
- jika pasien tidak lagi tirah baring, pasien harus diawasi selama 2 jam setelah makan. Hal ini dilakukan agar pasien tidak memuntahkan makanannya.
- Pemberian makan secara paksa dilakukan jika pasien mengalami penurunan berat badan yang drastic, dan membahayakan jiwa pasien.
- i. Cyproheptadine hydrochloride, merupakan antagonis antihistamine dan serotonin, telah terbukti efektif sebagai stimulus untuk pasien anoreksia nervosa yang mempunyai sedikit efek samping. Dosis harian adalah 8mg peroral dan dinaikan 32mg/hari pada akhir minggu kedua.
- ii. Amitrypline, dimulai dengan dosis 50mg/hari dan dinaikan perlahan-lahan sampai 150mh/hari. Obat ini terbukti bermanfaat untuk pasien anoreksia nervosa, biasanya pasien mengalami panaikan berat badan, biasanya digunakan untuk pasien dengan gangguan depresi.
- iii. Alprazolam, 0,25mg, setiap 1 jam sebelum makan, diperuntukan untuk pasien yang mengalami anxietas yang berat.
-
- Kriteria untuk perawatan di rumah sakit, apabila terdapat satu tanda di bawah ini:
-
- Dasar perawatan di rumah sakit berdasarkan :
-
- Farmakoterapi diberikan jika ada gangguan jiwa, seperti depresi, atau kecemasan
-
- Keikutsertaan keluarga diberikan untuk pasien yang dengan perawatan di rumah, digunakan untuk memeriksa interaksi di antara anggota keluarga dan kemungkinan tujuan sekunder dari gangguan tersebut bagi pasien.
- Perawatan setelah rumah sakit
- Gabungan psikoterapi individu dan keluarga
- Menggunakan pendekatan terapi kognitif yang difokuskan pada pasien yang terobsesi menjadi kurus, kepercayaan diri yang rendah, dandichotomous thinking, seperti gendut lawan kurus, benar lawan salah, otonomi lawan independent.
- Farmakoterapi, banyak diberikan oleh physician jika pasien telah mengalami perbaikan setelah 6 bulan, setelah pasien di rawat.
XI. KESIMPULAN
Anoreksia nervosa adalah suatu bentuk ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menolak untuk mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal minimal menurut usia dan tinggi badan, dan mengalami gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri. Sehingga menimbulkan bermacam komplikasi yang serius bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu penderita anoreksi nervosa membutuhkan pengobatan medis dan psikis yang menyeluruh, yaitu perawatan di rumah sakit jika diperlukan, terapi individual serta keluarga.
sumber : http://yumizone.wordpress.com/2009/07/22/anoreksia-nervosa/
narcrolepsy (serangan tidur)
Posted October 4, 2011
on:Narkolepsi (narcolepsy) adalah gangguan tidur yang cukup umum diderita, namun seperti gangguan tidur lainnya ia juga amat jarang dikenali oleh masyarakat.
Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu ia mengantuk. Rasa kantuk dapat dipuaskan setelah tidur selama 15 menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur.
Yang terutama terganggu adalah mekanisme pengaturan tidur, dimana tahap tidur REM dapat menembus kesadaran disaat kita terjaga. Tahap tidur REM adalah tahap dimana kita bermimpi (lihat bagian Gambaran Pola Tidur.) Tidak jarang penderitanya berada dalam kondisi tidak sepenuhnya terjaga atau tidak sepenuhnya tertidur.
Untuk mengenali penderita narkolepsi, terdapat 4 gejala klasik (classic tetrad):
1. Rasa kantuk berlebihan (EDS)
2. Katapleksi (cataplexy)
3. Sleep paralysis
4. Hypnagogic/hypnopompic hallucination.
Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari merupakan gejala umum gangguan tidur. Tetapi jika rasa kantuk ini timbul pada orang yang tidak menderita OSA (Obstructive Sleep Apnea) ataupun PLMS (Periodic Limb Movements) dengan disertai gejala lain (4 gejala klasik,) narkolepsi harus dipertimbangkan sebagai diagnosa.
Katapleksi merupakan gejala khas narkolepsi yang ditandai dengan melemasnya otot secara mendadak. Otot yang melemas bisa beberapa otot saja sehingga kepala terjatuh, mulut membuka, menjatuhkan barang-barang, atau bisa juga keseluruhan otot tubuh. Keadaan ini dipicu oleh lonjakan emosi, baik itu rasa sedih maupun gembira. Biasanya emosi positif lebih memicu katapleksi dibanding emosi negatif. Pada sebuah penelitian penderita narkolepsi diajak menonton film komedi, dan saat ia terpingkal-pingkal tiba-tiba ia terjatuh lemas seolah tak ada tulang yang menyangga tubuhnya.
Penderita narkolepsi dapat mengingat semua kejadian selama serangan yang berlangsung selama beberapa detik hingga menit. Tetapi, dalam suasana yang kondusif dan nyaman, ketika mengalami serangan katapleksi seorang penderita dapat langsung tertidur pulas. Kondisi ini perlu dibedakan dengan sinkop atau serangan kejang dimana penderitanya tidak dapat mengingat segala kejadian selama serangan.
Tidak semua penderita narkolepsi mengalami katapleksi. Beberapa orang tidak mengalami katapleksi sama sekali atau baru merasakannya setelah beberapa tahun.
Hypnagogic / hypnopompic hallucination merupakan halusinasi yang sering kali muncul begitu saja saat penderita hendak tidur. Isi halusinasi secara misterius sering kali menyeramkan. Yang paling sering dilaporkan adalah kehadiran orang asing di sudut kamar. Tidak jarang penderita menceritakan kehadiran seorang teman di kamar tidurnya yang sebenarnya tidak sedang berkunjung. Kondisi ini sering kali mengarahkan diagnosa pada gangguan-gangguan kejiwaan.
Padahal yang terjadi adalah kesadaran mimpi yang menerobos kesadaran terjaga, sehingga muncul sebagai halusinasi. Ini biasanya terjadi pada saat peralihan dari sadar ke tidur (hypnagogic) atau dari tidur ke sadar (hypnopompic.)
Sleep paralysis adalah keadaan lumpuh dimana penderitanya tidak dapat menggerakkan tubuhnya sama sekali. Di saat peralihan dari sadar ke tidur, sleep paralysis bisa menyerang berbarengan dengan halusinasi sehingga menimbulkan pengalaman yang menakutkan bagi penderitanya. Ini terjadi karena gelombang tidur REM (mimpi) yang menerobos ke kesadaran sehingga seolah penderita bermimpi di siang bolong. Anda tentu ingat, bahwa dalam tahap tidur REM seluruh otot tubuh (kecuali mata dan pernafasan) menjadi lumpuh total.
Untuk menegakkan diagnosa, selain keempat gejala klasik tadi diperlukan juga pemeriksaan Polysomnografi (sleep study.) Pemeriksaan dilakukan semalaman dan dilanjutkan dengan Multiple Sleep Latency Test (MSLT.) MSLT adalah sleep study yang dilakukan di pagi hingga sore hari untuk mengetahui seberapa lama seseorang dapat tertidur di pagi/siang hari. Pemeriksaan dibagi menjadi 5 kali tidur siang, dimana setiap kalinya pasien diberi waktu 20 menit untuk jatuh tidur dengan tidur pertama berjarak 1,5 hingga 3 jam setelah bangun pagi. Penderita narkolepsi tertidur kurang dari 5 menit dan biasanya dari 5 tidur siang terdapat 2 sleep onset REM (SOREM.) SOREM adalah kondisi dimana gelombang otak penderita berubah langsung dari terjaga ke REM.
Pada narkolepsi yang tidak disertai dengan katapleksi, selain menggunakan MSLT diagnosa dapat juga ditegakkan dengan ditemukannya antigen khusus (HLA DQB1*0602) atau rendahnya kadar hipokretin (orexin) dalam cairan serebro spinal. Walaupun tidak spesifik untuk memeriksa narkolepsi, pemeriksaan ini dapat membantu diagnosa. Biasanya pasien tanpa katapleksi yang tes DQB1*0602-nya positif, baru akan diperiksakan kadar hipokretin.
Sleep paralysis dan hypnagogic hallucination tidak hanya terjadi pada penderita narkolepsi. Anda tentu pernah mengalaminya, setidaknya sekali dalam sepanjang hidup. Saat kelelahan dan mempunyai hutang tidur yang menumpuk, tanpa disadari Anda pun langsung jatuh pada tahap tidur REM (SOREM.) Antara sadar dan bermimpi Anda seolah melihat bayangan gelap melintas di depan, dalam ketakutan Anda ingin beranjak, tetapi seluruh tubuh lumpuh tak mau bergerak hingga akhirnya Anda tersadar penuh dan bertanya-tanya tentang kejadian yang baru saja dialami. Pengalaman mistis?
Narkolepsi merupakan gangguan yang penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Penelitian dengan menggunakan anjing-anjing narkoleptik masih terus dilakukan dan mulai menampakkan titik terang.
Walau demikian, dengan perawatan yang tepat dan penuh disiplin, seorang penderita narkolepsi dapat hidup normal. Apalagi dengan disertai dukungan dari keluarga dan para sahabat yang siap menjaga keselamatan si penderita. Kecelakaan sering terjadi karena serangan lumpuh (paralysis) yang muncul tiba-tiba saat memasak, mengendara, menyetrika atau berendam.
Penderita narkolepsi yang berada dalam pengobatan dapat mengendara jarak dekat secara aman. Bahkan dikatakan bahwa mereka berada dalam kondisi yang lebih aman dibandingkan dengan orang ’normal’ yang sedang kurang tidur!
Penyakit ini juga tidak dapat dikatakan penyakit keturunan. Meskipun ada anak yang menderita narkolepsi seperti orang tuanya, kebanyakan penderita mempunyai anak-anak yang normal. Jadi jika pasangan Anda menderita narkolepsi jangan ragu untuk menikahinya.
sumber : http://sleepclinicjakarta.tblog.com/post/1969896982 Read the rest of this entry »
Pengertian dari grafologi adalah seni membaca karakter tulisan tangan. Tulisan tangan mirip sidik jari-setiap orang memiliki ciri khusus, kalaupun ada dua orang memiliki tulisan tangan yang sama, jika anda perhatikan, pasti akan terlihat bedanya.
Tulisan tangan terbentuk dari rangsangan kecil dari otak sehingga sering sekali para ahli grafologis menyebut tulisan tangan adalah “tulisan otak.” Grafologi merupakan sebuah ilmu yang empirik, karena ilmu ini dibuktikan berdasarkan fenomena dalam satu populasi dan ada kuantifikasi hasil atau ada hasil dari uji statistik yang bisa dipertanggungjawabkan.
Kegunaan grafologi bisa kita lihat sejak 6000 tahun yang lalu, di masa Cina kuno. Pengetahuan mereka berpindah ke orang Yunani dan Romawi, dan Kaisar Nero menggunakannya untuk menentukan orang yang bisa ia percaya.
Buku pertama yang muncul tentang tulisan tangan ditulis oleh orang Italia, Camillo Baldi pada tahun 1622. Namun, kata ‘grafologi’ sesungguhnya diungkapkan oleh Jean Michon, orang Perancis, pada abad ke-19. Kata tersebut datang dari bahasa Yunani ‘graphí’ yang berarti menulis, dan ‘ology’ yang berarti ilmu.
Michon membentuk Graphological Society (Lembaga Grafologi) di Paris, yang berkembang sampai masa Perang Dunia Kedua (1939-1945). Penulis Edgar Allan Poe juga mempelajari tulisan tangan dan mempublikasikan penemuannya, serta menyatakan kata ‘autograph’ untuk menjelaskan pendekatannya.
Grafologi dipelajari di Klinik Psikologi Harvard tahun 1930 oleh Gordon Allport, dan pada tahun 1955 Klara Roman dan George Staemphli mengembangkan faktor-faktor penting untuk menilai karakter dari tulisan tangan. Di banyak universitas Eropa, grafologi adalah bagian dari kurikulum untuk jurusan grafologi.
Sekarang ini banyak area dalam hidup di mana grafologi dianggap sangat berguna. Menilai tulisan tangan sangatlah membantu dalam banyak bidang saat ini.contohnya dalam bidang pendidikan, kita dapat mengetahui bakat dan minat seseorang, pelaku kekerasan disekolah, dan dapat pula digunakan untuk konseling atau BK.
Grafologi juga digunakan di bidang kriminalitas, forensik, dan konseling. Analisis tulisan tangan sangat penting dalam menentukan apa ada dokumen yang dipalsukan, karena masih tetap bergantung pada fakta bahwa tiap orang menulis dengan cara yang berbeda dan variasi sekecil apapun bisa diketahui. Grafologi juga bisa digunakan para ahli untuk mendiagnosis penyakit mental, dan bisa digunakan oleh polisi untuk mendapatkan gambaran tentang kesehatan mental dari tersangka.
Jadi bagaimana anda bisa menggunakan grafologi dalam kehidupan sehari-hari? Anda bisa menggunakannya untuk mendapatkan ide yang keren tentang karakter dan kemampuan diri anda, dan juga untuk mendapatkan pengertian yang lebih mendalam dari teman dan juga keluarga anda. Kalau anda bisa melihat tulisan tangan seorang cowok atau cewek, ini bisa memberi anda petunjuk seperti seberapa bagus dia bila menjadi teman kencan dan apakah anda berdua akan cocok atau mengalami kendala dalam menjalani hubungan.
Bagi anda yang menaruh minat dan ingin mempelajari grafologi, perlu diingat bahwa grafologi, seperti seni lainnya, perlu diperlakukan dengan hormat. Sangat tidak adil untuk mengambil contoh tulisan tangan seseorang lalu dibagi-bagikan ke teman-teman anda tanpa diketahui orang tersebut! Juga, jangan menyuruh orang untuk memberi contoh tulisannya tanpa sepengetahuan mereka.
Mereka punya hak untuk menjaga privasinya, dan anda akan punya kesenangan yang lebih banyak lagi dengan tulisan orang yang benar-benar mau ambil bagian dan yang bakal memberi tahu kalau anda ‘bisa menilai’ apa tidak-dengan begitu anda belajar lebih banyak lagi. Dalam grafologi juga, seseorang akan semakin ahli sejalan dengan jam terbang (learning by doing).
sumber : http://www.psikologizone.com/grafologi-membaca-kepribadian-dari-tulisan-tangan
kemunculan anak indigo ke dunia
Posted May 25, 2011
on:Sebagian dari kita mengenal bahwa sebagian kecil anak terlahir sebagai indigo. Tapi, benarkah indigo itu ada dan sejak kapan fenomena ini mulai diketahui ?
Anak-anak ini disebut anak-anak indigo karena mereka dianggap memiliki aura berwarna nila. Istilah anak indigo berasal dari sebuah buku oleh Nancy Ann Tappe pada tahun 1982, yaituUnderstanding Your Life Through Color. Buku lain, The Indigo Children: The New Kids Have Tiba, ditulis oleh Carroll dan Tober yang terbit pad 1998 menyebutkan, diperkirakan sebesar 60% dari orang berusia 14 sampai 25 dan 97% dari anak di bawah 10 adalah “indigo”.
Selain indigo, mereka banyak sebutan lain untuk anak dengan kemampuan lebih ini, diantaranya Star Kids(karena mereka mengaku dari dunia lain), Crystalline Children (karena beberapa orang mengatakan mereka sangat berkembang), dan sebagainya. Tidak satu pun dari klaim ini dapat bertahan sebab fenomena ini tidak dikaji dalam penelitian objektif melalui pengamatan ilmiah.
Menurut College of Metaphysical Studies, banyak dari mereka dikenal dengan bermacam sebutan seperti Indigo Children, Children of the Blue Ray, Rainbow Children, Star Children, Millennium Children, the Crystalline Children. Apapun sebutannya, dari mereka kita mendengar cerita-cerita luar biasa dan bahkan mengejutkan.
Walau demikian, Bryn Mawr College mengungkapkan bahwa salah satu karakteristik yang sangat dikenal pada anak indigo, yakni memiliki hipersensitivitas. Menurut keyakinan New Age, anak-anak ini memiliki tingkat empati yang sangat tinggi, dan secara alami tertarik pada hal-hal tentang misteri, spiritualitas, paranormal, dan okultisme.
Anak-anak ini dianggap mewakili keadaan yang lebih tinggi dalam evolusi manusia, beberapa percaya bahwa mereka memiliki kemampuan seperti paranormal. Sementara yang membedakan anak indigo dengan yang lain dari segi konvensional adalah empati yang meningkat dan kreativitas yang tinggi.
Kritik terhadap fenomena indigo cukup sederhana. Kritikus, seperti psikolog Russell Barkley, mengatakan bahwa gerakan New Age yang mengatakan gerakan munculnya indigo dalam jumlah banyak belum menghasilkan bukti empiris keberadaan anak-anak indigo. Ciri-ciri yang mereka gunakan untuk menggambarkan mereka pun hanya terlihat samar dan tidak jelas.
Kritikan lain adalah bahwa anak-anak ini selaras dengan paranormal. Mungkin, mereka mendapatkan hal ini akibat dari menonton acara televisi dengan penekanan pada sihir, keajaiban, dan ramalan. Mereka mungkin menanggapi apa yang mereka lihat dalam televisi.
Program pendidikan bagi anak indigo telah dijelaskan oleh College of Metaphysical Studies, dimulai dengan berhenti memberikan label indigo pada anak-anak tertentu. Banyak orang telah mencoba untuk memberikan label pada anak-anak dengan sebutan anak indigo dan bangga dengan ini. Padahal, pemberian label akan membuat mereka masuk ke dalam kotak yang dapat membatasi kreativitas dan kemampuan untuk mencapai potensi yang terbesar.
sumber : http://www.psikologizone.com/kemunculan-anak-indigo-ke-dunia
tips cara terbuka dengan orangtua
Posted May 25, 2011
on:Pada jaman sekarang ini banyak sekali himbauan bagi orangtua untuk lebih terbuka dengan anak-anak mereka. Bagaimana jika kita sendiri yang mempunyai inisiatif untuk terbuka dengan orangtua ? Tidak sedikit, kita sebagai remaja cenderung untuk dekat dengan teman sebaya dari pada dengan orangtua kita.
Mengapa kita melakukan hal ini ? Kebanyakan kita para remaja berpikir orangtua bisanya hanya menghujam, melarang dan mengomeli. Padahal semua orangtua tidak selamanya seperti apa yang dipikirkan kita pikirkan. Justru orangtua kita akan menyesal dan merasa gagal jika kita sebagai remaja hanya terbuka pada kekasih atau teman kita.
Kita sebagai remaja mungkin juga merasa canggung dan segan untuk bercerita dengan ayah atau ibu di rumah tentang masalah yang kita hadapi.
Bila kita ada masalah, kita mungkin akan memilih diam atau pergi dari rumah. Bahkan akan menjadi sangat buruk jika kita memutuskan bunuh diri hanya karena masalah yang sebenarnya bisa kita pecahkan.
Cara untuk lebih terbuka pada orangtua bisa kita lakukan dengan bersikap Asertif. Tujuan dari kita bersikap asertif adalah mengutarakan keinginan kita pada ayah dan ibu di rumah. Berikut adalah tips yang mungkin dapat membantu kita para remaja untuk lebih bersikap asertif (terbuka) dengan keluarga:
- Percaya pada orangtua kalau mereka pasti akan membantu kita menyelesaikan masalah
- Bila sulit dengan keduanya, tentukan manakah antara ayah atau ibu yang lebih dekat dengan kita.
- Ketika kita berbicara dengan mereka, kenali perasaan orangtua
- Ekspresikan masalah atau keinginan dengan jujur dan jelas
- Berpikir positif ketika menghadapi masalah dengan orangtua
- Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan orangtua pada kita sebelum menanggapi perkataan mereka.
- Perlu sebuah komunikasi yang saling menghargai antara kita sebagai anak dan orangtua
teori belajar humanistik
Posted May 20, 2011
on:(1) suatu usaha yang positif untuk berkembang
- Kognitif (kebermaknaan)
- experiential ( pengalaman atau signifikansi)
- mahkluk hidup
- Realitas Subyektif
- Holisme
- Terbuka untuk mengalami (openess to experience)
- Hidup menjadi (Existential living).
- Keyakinan Organismik (Organismic trusting)
- Pengalaman kebebasan ( Experiental Freedom).
- Kreatifitas (Creativity)