Prillalalalala's Blog

kalo kata orang cinta itu indah, gue akuin itu bener. tapi sayang, gue cuma ngerasain itu sebentar aja sama ridho. dan terbukti bahwa cinta itu emang indah

This slideshow requires JavaScript.

 

ini dokumentasi tangga 4 Juli 2010 di acara resepsi sepupu gue

gue suka banget sama tokoh cerita ini di drama korea sungkyunkwan scandal. sesuai banget sama yang gue cari selama ini. mulai dari fisik, karakter dan sifatnya. sukaaa bangeeet !!!

This slideshow requires JavaScript.

Dewi adalah sahabat saya, ia adalah seorang mahasiswi yang berotak cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya.

Ketika Kampus mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht-Belanda, Dewi termasuk salah satunya.

Setelah menyelesaikan kuliahnya, Dewi mendapat pendamping hidup yang selevel;  sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.

Tak lama berselang lahirlah Bayu, buah cinta mereka, anak pertamanya tersebut lahir ketika Dewi diangkat manjadi staf diplomat, bertepatan dengan suaminya meraih PhD. Maka lengkaplah sudah kebahagiaan mereka.

Ketika Bayu, berusia 6 bulan, kesibukan Dewi semakin menggila. Bak seekor burung garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Sebagai seorang sahabat setulusnya saya pernah bertanya padanya, “Tidakkah si Bayu masih terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal oleh ibundanya ?” Dengan sigap Dewi menjawab, “Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya dengan sempurna”. “Everything is OK !, Don’t worry Everything is under control kok !” begitulah selalu ucapannya, penuh percaya diri.

Ucapannya itu memang betul-betul ia buktikan. Perawatan anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter termahal. Dewi tinggal mengontrol jadwal Bayu lewat telepon. Pada akhirnya Bayu tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas mandiri dan mudah mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang betapa hebatnya ibu-bapaknya. Tentang gelar Phd. dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang berlimpah. “Contohlah ayah-bundamu Bayu, kalau Bayu besar nanti jadilah seperti Bunda”. Begitu selalu nenek Bayu, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Bayu berusia 5 tahun, neneknya menyampaikan kepada Dewi kalau Bayu minta seorang adik untuk bisa menjadi teman bermainnya dirumah apa bila ia merasa kesepian.

Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Dewi dan suaminya kembali meminta pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Bayu. Lagi-lagi bocah kecil inipun mau ”memahami” orangtuanya.

Dengan Bangga Dewi mengatakan bahwa kamu memang anak hebat, buktinya, kata Dewi, kamu tak lagi merengek minta adik. Bayu, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek dan sangat mandiri. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan, tutur Dewi pada saya , Bayu selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Dewi sering memanggilnya malaikat kecilku.

Suatu hari, menjelang Dewi berangkat ke kantor, entah mengapa Bayu menolak dimandikan oleh baby sitternya. Bayu ingin pagi ini dimandikan oleh Bundanya,” Bunda aku ingin mandi sama bunda…please…please bunda”, pinta Bayu dengan mengiba-iba penuh harap.

Karuan saja Dewi, yang detik demi detik waktunya sangat diperhitungkan merasa gusar dengan permintaan anaknya. Ia dengan tegas menolak permintaan Bayu, sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Bayu agar mau mandi dengan baby sitternya. Lagi-lagi, Bayu dengan penuh pengertian mau menurutinya, meski wajahnya cemberut.

Peristiwa ini terus berulang sampai hampir sepekan. “Bunda, mandikan aku !” Ayo dong bunda mandikan aku sekali ini saja…?” kian lama suara Bayu semakin penuh tekanan. Tapi toh, Dewi dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Bayu sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Bayu bisa ditinggal juga dan mandi bersama Mbanya.

Sampai suatu sore, Dewi dikejutkan oleh telpon dari sang baby sitter, “Bu, hari ini Bayu panas tinggi dan kejang-kejang. Sekarang sedang di periksa di Ruang Emergency”.
Dewi, ketika diberi tahu soal Bayu, sedang meresmikan kantor barunya di Medan. Setelah tiba di Jakarta, Dewi langsung ngebut ke UGD. Tapi sayang… terlambat sudah…Tuhan sudah punya rencana lain. Bayu, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh Tuhannya..

Terlihat Dewi mengalami shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah untuk memandikan putranya, setelah bebarapa hari lalu Bayu mulai menuntut ia untuk memandikannya, Dewi pernah berjanji pada anaknya untuk suatu saat memandikannya sendiri jika ia tidak sedang ada urusan yang sangat penting. Dan siang itu, janji Dewi akhirnya terpenuhi juga, meskipun setelah tubuh si kecil terbujur kaku.

Ditengah para tetangga yang sedang melayat, terdengar suara Dewi dengan nada yang bergetar berkata “Ini Bunda Nak…., Hari ini Bunda mandikan Bayu ya…sayang….! akhirnya Bunda penuhi juga janji Bunda ya Nak..” . Lalu segera saja satu demi satu orang-orang yang melayat dan berada di dekatnya tersebut berusaha untuk menyingkir dari sampingnya, sambil tak kuasa untuk menahan tangis mereka.

Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua yang sering merasa hebat dan penting dengan segala kesibukannya

sumber : anonim

Hubungan cinta yang telah berjalan lama, namun tak juga berujung pada pernikahan kadang menimbulkan pertanyaan “Apakah ia orang yang tepat?”. 

Berikut beberapa tanda bahwa Anda telah memilih pasangan yang tidak tepat.

1. Tidak bahagia

Walau memiliki pasangan, namun saat bersamanya Anda tak merasa bahagia. Bahkan tak jarang Anda sengaja menghindari jadwal-jadwal bertemu dan kencan. jika ketidakbahagiaan sudah melanda, untuk apa sebuah hubungan harus diteruskan?

2. Merasa rendah diri saat bersama pasangan
Bersama pasangan tak membuat Anda tersenyum bahagia, sebaliknya perasaan rendah diri justru melanda. Sikap pasangan yang dominan dan superior membuat Anda selalu merasa melakukan kesalahan. Apapun yang Anda lakukan seakan tak pernah cukup baginya.

3. Membuat Anda jauh dari sahabat juga keluarga
Pasangan seolah ingin memiliki Anda sendirian. Jangankan untuk bersilaturahmi dengan sahabat, bertemu dan mengambil hati orang tua Anda saja ia enggan melakukannya. Ketimbang bertandang ke rumah dan mengakrabkan diri dengan keluarga, kekasih lebih suka mengatur janji untuk bertemu Anda di tempat lain. Misalnya pusat perbelanjaan.

4. Tidak memiliki tujuan yang sama
Jika ingin hubungan menuju ke jenjang yang serius, tentunya Anda dan pasangan harus memiliki tujuan hidup yang sama. Jika sudah menjalankan hubungan sekian lama, namun Anda dan pasangan tetap tidak memiliki tujuan yang sama, maka ada baiknya untuk menilai ulang hubungan tersebut.

5. Menyangkal kebenaran

Anda sudah menyadari ada yang salah dengan hubungan yang tengah dijalani. Namun entah karena apa, Anda terus melakukan penyangkalan. Terkadang tekanan dari umur yang terus bertambah serta keinginan untuk segera menikah membuat hati dan pikiran Anda tak bisa melihat kesalahan-kesalahan yang ada dalam hubungan. Jangan sampai terjebak dalam kesalahan ini, dan membuat keputusan yang akan Anda sesali seumur hidup.

Memilih pasangan hidup bukanlah sesuatu yang harus dilakukan terburu-buru dan di dalam tekanan apalagi ketepaksaan. Jangan sampai salah memilih pasangan hidup.

Semoga berbahagia !

sumber : http://id.she.yahoo.com/tandanya-anda-berhubungan-dengan-orang-yang-salah.html

kali ini cerita tentang berlanjutnya hubungan aku sama SAHLUR RIDHO setelah dari pangandaran. hingga akhirnya kami memutuskan pacaran.

setelah pertemuan pertama di pangandaran, komunikasi terus berlanjut via sms dan chatting. banyak hal yang kita obrolin saat itu. mulai dari kegiatan masing-masing sampe data diri. haha. kaya lagi sensus deh pokonya. entah kenapa, dari pertama ngobrol sama dia berasa nyambung aja, bikin gue nyaman ngobrol sama dia senyaman tidur dikasur gue. sebelumnya gue ngeladenin dia karena anak dari temennya babe gue. lama kelamaan gue jadi makin suka. selama ini gue dikenal paling iseng dan demen ngecengin orang. tapi pria ini satu-satunya yang bikin gue mati kutu saat berbincang sama dia. haha. ga pernah bisa gue lupa ketawanya dia saat menang dari gue. itu bener bener momen indah yang mungkin ga akan pernah keulang lagi selamanya. cuma bisa diulang dipikiran gue aja.

hari ini tanggal 9 september 2009, seperti biasa gue smsan sama dia mulai dari jam 10 karena jam segitu dia baru bangun karena insomnia sampe jam 3 pagi. ada aja yang dia kerjain sampe sepagi itu. mulai dari ngedit video, ngedit lagu, sampe cuma ngobrol-ngobrol sama temennya. disela-sela obrolan kita via sms, dia sempet becanda buat buka puasa bareng. entah kenapa gue langsung excited dengan ajakan itu. haha. mungkin karena emang gue mulai suka sama kepribadian dia. setelah memikirkan segala halnya, akhirnyalah kita janjian buat buka puasa bareng di tanggal 13 september 2009. tempatnya belom ditentuin karena gue juga ga tau mau makan dimana. yang dipikiran gue saat itu, bisa ketemu lagi sama dia. haha. satu hal yang ditekanin gue saat milih tempat, deket masjid. entah karena itu lagi ramadhan atau gue yang berjilbab (maksudnya biar dapet nilai + dari gue) dia bener-bener minta gue tempat makannya deket masjid. padahal setelah kita pacaran mah, dia juga jarang shalat. hmm. gue bahagia banget saat itu. mulai dari situ gue mikirin tempat yang bener-bener pas buat jadi “kencan pertama”. haha. jelas dong, ini kan pertama kalinya kita jalan berdua. haha. berdua, hanya ada gue sama SAHLUR RIDHO. yang laen ngontrak. haha.

tanggal 13 september 2009. tibalah hari yang udah gue tunggu-tunggu. mulai dari saur gue udah bener-bener persiapan. baju apa yang bakal gue pake ? sepatu dan tas mana yang bakal nemenin gue ? apa aja yang bakal diomongin sama dia ? semua, semuanya gue pikirin. kali ini kita smsan mulai dari saur. gue pastiin dia jadi dateng apa ga. trus ngerencanain ketemuan dimana. untung dia berpikiran jemput gue dirumah. kalo ga, repot kan. haha. berhubung dia ga tau rumah gue, jadilah subuh itu gue kasih ancer-ancer menuju rumah gue. saat itu sih dia bilang oke oke aja. tapi guenya khawatir takut dia nyasar. yang ada, ga jadi dong ketemuannya ? gue bener-bener bahagia banget pagi itu. dari yang biasanya gue tidur abis shalat subuh, ini melek sejadi-jadinya. siang gue smsan lagi karena seperti biasa si doi tidur abis shalat subuh. dasar pelor ! lagi-lagi sms cuma buat nanyain dia jadi apa ga. trus dia bilang jadi, tapi mau kekampus dulu. berhubung belom jadi pacarnya, jadi ga banyak protes. jam 5 sore dia telfon gue karena kena macet trus salah jalan. haha. lengkap banget deh, ah. akhirnya gue kasih ancer-ancernya lewat jalan lain. baru deh dia nyampe depan rumah gue. tapi karena pas dia nyampe tepat banget sama adzan maghrib, kita putusin buat shalat dulu. dia shalat di musholla belakang rumah bareng babe gue. hari itu dia dateng dengan rambut gimbalnya (awal ketemu belom gimbal). sebelomnya dia emang udah bilang sama gue. tapi tetep aja kaget pas dia dateng. belom pernah berada sedekat ini sama pria gimbal. mungkin saat dia shalat di musholla, semua jamaah ngeliatin dia kali ya ? haha. tapi emang dasarnya dia cuek sih, jadi bodo amatan. abis shalat kita langsung jalan naek mobil sedan babenya (B 8423 CL). sempet shock juga karena faktanya, gue ga bisa naek mobil sedan. dapat dipastikan gue mabok. haha. ditambah lagi gue belom nentuin mau makan dimana. alhasil, kita muter muter nyari tempat yang enak. makin lama deh didalem mobil itu. pusing, boy ! akhirnya dia berenti dipinggir jalan ada warung tenda seafood gitu disebrang perumahan pesona khayangan. selama makan gue bener-bener salting banget deh. haha. berasa ini itu salah gue lakuin. sampe sekarang (meski udah putus) gue masih aja deg-degan setiap didepan dia. abis makan dia ngerokok. sebel banget sih, soalnya gue ga dihargain saat itu. gue bukan perokok tapi harus ngehirup asep rokoknya dia. dan dia berasa sok asik aje gitu, ga punya salah. karena setelah makan waktu masih menunjukkan jam stengah 8, dia ngajak jalan dulu. tapi karena ga tau tempat yang enak, jadi dia ngajak kerumah temennya di daerah gas alam. dia bilang temennya ini kaka kelas gue di sma. tapinya kan, gue masuk sma orang itu udah lulus pastinya. wong kelahiran 1987. haha. gue sih ikut aja, namanya juga diboyong. gue bener bener ga bisa nikmatin momen berdua di mobil sama dia karena gue yang mabok. haha. sesampainya dirumah temennya, gue langsung dikenalin. temennya ini namanya RYAN FEBRIANSYAH, temen kuliah dia di unas, satu angkatan dan satu jurusan. ada banyak hal yang sebenernya terjadi. tapinya gue males ngetik hal itu. karena susah ngegambarin ekspresinya. haha. intinya, gue bener bener ngerasa ridho adalah seseorang yang pas banget buat gue. cara bicaranya, pemikirannya, semua terlihat begitu sempurna. mungkin ini juga dipengaruhi sama gue yang mulai jatuh cinta sama dia. ya, LOVE AT FIRST SIGHT gue mungkin dia ini. waktu udah nunjukkin jam 9 dan gue mulai resah. sempet yang ngelirik dia. maksud hati minta dianter pulang, tapi malah dicengin. haha. akhirnya dianter sih. untung aja dia ngerasa. di mobil, dia sempet kebingungan sama gue yang hampir muntah. haha. sumpah deh ya, gue malu maluin banget saat itu. gue bener bener bikin dia ilfeel kayanya sama gue. haha. sampe dirumah, dia langsung pulang karena udah malem. ga enak sama babe-ibu katanya. gue juga emang pengen nyuruh pulang sih, udah malu banget. haha. malem itu bener bener indah. tapi ga berlanjut di sms karena gue juga udah ngantuk banget.

ini cerita dimana kami dipertemukan lagi. berhubung cerita masih panjang untuk menuju kita pacaran, jadi dilanjutkan ke postingan berikutnya aja Sahlur Ridho, the Greatest Man (part 3).

NB : semua cerita ini gue susun secara sadar. bukan untuk menjelekkan atau mencemarkan yang bersangkutan. hanya untuk menggambarkan betapa bahagianya gue memiliki dia meskipun cuma sebentar. dia termasuk anugerah terindah yang Allah berikan dalam hidupku.

pria ini menyita hidupku dua tahun belakangan. entah apa yang telah diperbuatnya hingga aku bertekuk lutut terhadapnya dan ga mampu melihat orang lain selain dia. terima kasih pernah hadir dalam hidupku meski cuma sebentar.

This slideshow requires JavaScript.

perjalanan gue ketemu orang ini bener bener ga diduga. entah apa yang sebenernya direncanakan Allah swt saat itu.

malam itu, tanggal 17 juli 2009, gue menuju ke kantor babe gue bareng ibu sama ade ade gue. jam 7 malam kami sampe. malam itu kami sekeluarga mau pergi ke pangandaran, acara dari kantor babe gue. abis makan malam, gue mindahin koper dari mobil ke bagasi bis. disitu ada 3 cowo lagi duduk. karena ga kenal, jadinya gue cuekin. bukannya bantuin gue yang kerepotan, mereka malah godain gue. kayanya sih cuma seorang. tapi gue ga tau mana yang pastinya. mungkin karena gue cuekin, akhirnya mereka pergi. abis masukin barang, gue mindahin mobil ke parkiran. lagi lagi gue ngeliat 3 mahluk ajaib itu di deket masjid. sempet beranggapan itu setan. tapi masa iya, dimasjid ada setan ?? karena ga “ngeganggu”, jadinya gue tinggal menuju ke bis. ternyata, 3 mahluk itu juga ikut dalem bis. tapi masih belom tau juga mereka itu siapa.

dini hari tanggal 18 juli 2009, kita baru keluar dari tol, ga tau tol mana. mungkin karena supirnya lelah, kita berenti. tapinya gue ga turun. karena gue duduk deket kaca, pastinya bisa ngeliat mereka yang turun dari bis. disitulah gue ngeliat sosok SAHLUR RIDHO, meskipun masih dalam kondisi remang-remang. saat itu gue masih belom tau nama  dan anaknya siapa. dari tempat gue duduk, gue liat dia beli kopi sama tahu sumedang. entah kenapa gue ngerasa dia sedikit banyak curi curi pandang ke gue. mungkin cuma guenya aja yang kepedean. perjalanan dimulai lagi. karena udah malem dan ga ada pemandangan yang bisa diliat, gue tidur aja. sampe akhirnya tepat jam 5 subuh, kita brenti disebuah pemberhentian bis, buat solat subuh. karena lagi ga solat, lagi lagi gue ga turun. dan entah kenapa gue malah nyariin dia. karena ga ketemu, gue putusin buat lanjut tidur. begitu kebangun, ternyata bis mau transit lagi dirumah om endar, salah satu temennya babe gue. kita kerumah dia karena diundang buat sarapan. disini gue bener bener ngeliat jelas mahluk yang bernama SAHLUR RIDHO. ga tau apa yang dia perbuat saat itu, tapi bikin gue selalu nyariin dia. satu hal yang gue tangkep saat pertama ngeliat dia “nyentrik”. ga pernah terbayang di otak gue bakal tertarik sama orang model begitu. sebelom ketemu dia, gue selalu tergila gila sama cowo yang rapi. tapi kali ini ?? setelah sarapan, perjalanan dimulai lagi. kira kira 2 jam kemudian kita baru sampe di pangandaran dan langsung menuju wisma. tempatnya asik banget. keluar halaman udah langsung pantai. setelah kita beres beres tas dan mandi, langsung berangkat lagi ke Green Canyon. perjalanannya lumayan jauh dari pangandaran. tapi untungnya sampe sana tuh kebayar. pemandangannya indah banget deh ! dari parkiran menuju ke cukang taneuh itu harus pake perahu. sempet kepikiran pengen naek bareng dia. tapi ga kedapetan. haha. sampe di cukang taneuh, langsung aja naek kesana. setelah puas foto foto dan segala macemnya, gue berencana balik ke perahu. saat itulah ketemu sama dia. dan itu juga momen pertama kalinya dia melempar senyum ke gue. maniiiiiiiiiss banget ! masih jelas kebayang di otak gue sampe saat ini. karena terpesona, gue sampe lupa kalo udah mau balik ke perahu dan ditereakin babe gue. haha. sampe di parkiran kita ga langsung jalan ke spot berikutnya. karena katanya masih ada yang di cukang taneuh. ternyata dia dan dua temennya berenang dulu. oalaaahh. bikin lama aja deh. setelah mereka dateng, kita langsung ke batu karas. lumayan jauh dari green canyon. sampe disana kita langsung disambut buat makan siang. disitulah gue baru tau kalo ternyata dia anak kedua dari pasangan Djamaluddin Fattah dan Misdawena Rasjid. abis makan siang, kita lanjut perjalanan lagi ke batu hiu. karena kekenyangan, gue ketiduran. begitu bangun, orang orang udah pada balik dari batu hiu. katanya sih viewnya kaya tanah lot gitu. sayang aje gue ketiduran. haha. setelah dari batu hiu, kita langsung balik ke hotel dan bersiap buat makan malam + games. sampe saat itu gue belom juga liat dia lagi. yah mungkin lagi jalan jalan kali. pas games keakraban dimulai, baru deh bisa liat dia lagi. sempet sok cuek sih. haha. malu dong, masa cewe yang kegatelan ?? ga banyak cerita sih. soalnya gue ga berani ngeliatin dia. haha. jadinya ga tau dia ngapain aja.

paginya, tanggal 19 juli 2009, niatnya pengen ngeliat sunrise. tapi ternyata ga keliatan. haha. diboongin sih kayanya. karena ga seru cuma maen dipantai, gue minta nyebrang ke taman deket situ, naek perahu. akhirnyalah kita berangkat naek perahu. ikut juga nyak babenya dia di perahu itu. selama diperahu, ga henti hentinya si tante treak treak. haha. lucu banget ngeliatnya. gue sama ade ade gue malah sibuk foto foto. sampe akhirnya balik lagi ke hotel buat persiapan pulang, masih belom juga ketemu dia. bahkan pas lagi ngisi air minum yang tempatnya deket kamar dia, masih ga ngeliat juga. heran, kemana sih itu orang ?? ga tau apa, kalo gue nyariin ?? saat kita semua udah siap dan lagi foto foto, dia masih juga belom keliatan batang idungnya. gue nyerah ! gue putusin buat naek bis aja. dari hotel kita menuju pantai timur pangandaran. disana lagi ada festival layang layang internasional. disana pertama kali aku liat ibuku nyapa dia. ketawa aja sih ngeliatnya. dia baru aja mesen es kelapa, udah disuruh ke bis karena udah mau jalan. haha. dari pantai timur pangandaran, kita menuju tasik. say good bye sama pangandaran. LOVE AT FIRST SIGHT gue ketinggalan disana. haha. perjalanan menuju tasik ini amat jauh. membuat banyak orang tertidur di bis. karena iseng, gue fotoin aja satu satu. termasuk dia. haha. lucu banget mukanya. sampe sekarang gue selalu suka muka dia yang tertidur. keliatan semua beban lepas, gitu. sebelom ke tasik, kita mampir lagi dirumah om endar buat makan siang. disitu sempet ngerasa kepala pusing banget. mungkin karena kurang minum. saat semuanya pada makan disaung belakang, gue cuma berdua doang makan didepan sama dia. haha. sebenernya makanannya enak semua. tapi jadi berasa aneh karena gue salting depan dia. padahal dianya sih cuma ngeliatin doang. ga ngapa ngapain. gue baru sadar sekarang kalo ternyata, disitu dia sengaja ngelambatin tempo makannya. entah karena apa. karena setelah kita pacaran, dia itu makannya cepet banget. pantes badannya gede kaya kingkong. setelah acara makan, baru deh kita lanjut lagi ke tasik. disana ibu ibu sibuk banget nawar mukena sama baju. gue di bis duduk anteng karena masih pusing. begitu liat ke jendela, ada dia lagi ngerokok sama dua mahluk yang juga diajak sama dia. ngeliat dia gue malah jadi lebih sehat. haha. dari tasik, barulah kita lanjut perjalanan pulang. sempet brenti buat solat magrib. tapi ga tau nama tempatnya. mungkin karena semua kecapean, semua ketiduran. sampe akhirnya kita brenti di tol sadang. disitu babenya dia marah marah. lupa karena apa. tapi ekspresi mukanya yang gue ga lupa sampe sekarang. karena gue lagi ga solat, lagi lagi gue memutuskan buat ga turun dari bis. saat lagi duduk didepan pintu, ada yang lewat dan itu dia. pas nyampe depan bis, dia nengok kearah bis, kaya nyari sesuatu. entah apa yang dia cari. tapi ga lama dia balik lagi dan nyapa gue dengan bertanya “ga turun ?” karena ga konsen, gue jadi cuma senyum aja. haha. bener bener bikin gue terpesona ! itu momen indah yang mungkin ga akan gue lupa seumur hidup. setelah semua beres, kita lanjut lagi menuju ke jakarta, kantor babe gue. tempat transit terakhir.

sampe di kantor babe gue jam 3 pagi, tanggal 20 juli 2009, kita langsung turun dengan mata yang masih ngantuk. saat semua barang udah turun dan bis udah pergi, baru deh satu persatu keluarga pamitan buat pulang. termasuk dia sekeluarga yang udah dijemput kakanya. pertama dia pamitan sama babe gue, ade ade gue, nyak gue dan yang terakhir baru gue. “aku pamit ya” “oh, iya” kata gue. tanpa disangka, dia langsung bilang, “boleh minta nomer hp kamu ga ?” sambil nyodorin hpnya. tanpa sadar, gue langsung aja megang hp sony ericson walkman yang ga tau tipe berapa, tapi ada gambar bob marley sebagai wallpapernya. haha. ingeeeeeeeeeeeeeeeeeeeett banget kejadian itu. setelah ngetik nomer gue di layar hpnya, gue balikin dengan ngomong, “itu belom aku save namanya”.

itu cerita singkat awal pertemuan gue dan SAHLUR RIDHO. 2 tahun semenjak kami bertemu, rasa itu masih ada dan belom pernah pudar sedikitpun. masih ada banyak cerita tentang gue dan dia. akan lanjut lagi ke Sahlur Ridho, the Greatest Man (part 2).

NB : semua cerita ini gue susun secara sadar. bukan untuk menjelekkan atau mencemarkan yang bersangkutan. hanya untuk menggambarkan betapa bahagianya gue memiliki dia meskipun cuma sebentar. dia termasuk anugerah terindah yang Allah berikan dalam hidupku.

Electra complex [Kompleks Electra] adalah istilah psikoanalisis yang digunakan untuk menggambarkan perasaan romantis seorang gadis terhadap ayahnya dan marah terhadap ibunya. Electra complex [Kompleks Electra] seperti halnya dengan Oedipal Complex [Kompleks Oedipus] pada laki-laki.

Menurut Sigmund Freud, perkembangan psikoseksual seorang anak perempuan pada awalnya melekat pada ibunya. Ketika ia menemukan bahwa ia tidak memiliki penis, ia menjadi melekat pada ayahnya dan mulai membenci ibunya, yang menganggap ibunya telah melakukan “pengebirian dirinya”. Freud percaya bahwa seorang anak perempuan kemudian mulai mengidentifikasi dan meniru ibunya karena takut kehilangan cinta ayahnya.

Istilah Electra Kompleks memang sering dikaitkan dengan Freud, namun sebenarnya Carl Jung telah menciptakan istilah ini pada tahun 1913. Freud sendiri menolak istilah tersebut, karena menggambarkan penyederhanaan upaya untuk memahami analogi antara sikap dari dua jenis kelamin. Freud sendiri menggunakan istilah Oedipus sebagai sebuah sikap feminin untuk menggambarkan apa yang sekarang kita sebut sebagai Electra complex [Kompleks Electra].

Oedipal Complex [kompleks Oedipus]
Oedipal Complex [kompleks Oedipus] merupakan suatu istilah yang digunakan oleh Freud dalam teorinya tentang tahap perkembangan psikoseksual untuk menggambarkan perasaan seorang anak laki-laki yang mencintai untuk ibunya, disertai rasa cemburu dan kemarahan terhadap ayahnya. Menurut Freud, anak laki-laki itu ingin memiliki ibunya dan menggantikan ayahnya, yang ia dilihat sebagai pesaing untuk mendapatkan kasih sayang ibunya. Oedipal Complex terinspirasi dari karakter di Sophocles [cerita kuno yunani] dimana ‘Oedipus Rex yang secara tidak sengaja membunuh ayahnya dan menikahi ibunya’.

sumber : http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2010/05/15/apa-itu-electra-complex-dan-oedipus-complex/

Pacaran adalah hubungan antara pria dan wanita yang diwarnai keintiman dimana satu sama lain terlibat dalam perasaan cinta dan saling mengakui pasangannya sebagai pacar. Melalui berpacaran seseorang akan mempelajari mengenai perasaan emosional tentang kehangatan, kedekatan dan berbagi dalam hubungan dengan orang lain. Salah satu tugas perkembangan dewasa muda adalah berkisar pada pembinaan hubungan intim dengan orang lain.

Namun pada kenyataannya, seringkali terjadi bahwa pacaran yang dilakukanremaja dapat menjurus kepada hal-hal yang negatif, misalnya pacaran diiringi dengan perilaku seksual pranikah, kekerasan dalam berpacaran, bahkan tidak jarang terjadi kasus-kasus pembunuhan, perkosaan hingga maraknya kasus-kasus hubungan seksual yang direkam melalui handphone. Salah satu fenomena yang saat ini semakin banyak muncul pada hubungan berpacaran adalah kekerasan dalam pacaran (KDP).

Data kasus kekerasan yang ditangani oleh Jaringan Relawan Independen (JaRI) periode April 2002-Juni 2007, yakni, dari 263 kasus kekerasan yang masuk, ada 92% korban perempuan (sekitar 242 orang). Dimana sepertiganya merupakan kekerasan dalam pacaran (KDP). Sementara itu, kasus kekerasan dalam pacaran (KDP) dan perkosaan pun menjadi kasus dominan yang ditangani Rifka Annisa Women`s Crisis Center asal Yogyakarta, setelah kekerasan terhadap istri. Selama 14 tahun terakhir, dari 3.627 kasus kekerasan terhadap perempuan yang terungkap, sekitar 26 % di antaranya adalah kekerasan dalam pacaran (KDP) dan perkosaan. Rifka Annisa (2002) mencatat bahwa kekerasan terhadap perempuan yang terjadi antara bulan Januari-Juli 2002 tercatat sebanyak 248 kasus. Dimana 60 kasus merupakan kekerasan pada masa pacaran (KDP) dan perkosaan 30 kasus.

Fenomena kekerasan dalam pacaran (KDP) sebenarnya seperti gunung es. Sebab, angka-angka tersebut hanya berdasar pada jumlah kasus yang dilaporkan, padahal dalam kenyataannya, tidaklah mudah bagi korban kekerasan melaporkan kasus yang dialaminya.

Kekerasan dalam Pacaran (KDP)
Banyak orang yang peduli tentang kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga (Domestic Violence), namun masih sedikit yang peduli pada kekerasan yang terjadi berpacaran (Kekerasan Dalam Pacaran/KDP) atau Dating Violence). Banyak yang beranggapan bahwa dalam berpacaran tidaklah mungkin terjadi kekerasan, karena pada umumnya masa berpacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah, di mana setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku dan kata-kata yang dilakukan dan diucapkan sang pacar.

Kekerasan dalam Pacaran (KDP) adalah perilaku atau tindakan seseorang dapat disebut sebagai tindak kekerasan dalam percintaan atau pacaran apabila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah dilakukan oleh pasangannya pada hubungan pacaran. Suatu tindakan dikatakan kekerasan apabila tindakan tersebut sampai melukai seseorang baik secara fisik maupun psikologis, bila yang melukai adalah pacar maka ini bisa digolongkan tindak kekerasan dalam pacaran (KDP).

Sebenarnya kekerasan ini tidak hanya dialami oleh perempuan atau remaja putri saja, remaja putra pun ada yang mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya. Tetapi perempuan lebih banyak menjadi korban dibandingkan laki-laki karena pada dasarnya kekerasan ini terjadi karena adanya ketimpangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan yang dianut oleh masyarakat luas. Ketidakadilan dalam hal jender selama ini telah terpatri dalam kehidupan sehari-hari, bahwa seorang perempuan biasa dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut, pasif, mengutamakan kepentingan laki-laki dan lain sebagainya, sehingga dirasa “pantas” menerima perlakuan yang tidak wajar atau semena-mena.

Payung hukum terhadap terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan, sebetulnya sudah cukup terakomodasi melalui UU No. 23 tahun 2004 tentang KDRT. Namun untuk kekerasan dalam pacaran (KDP), belum ada payung hukum khusus, dan masih menggunakan KUHP sebab dianggap kasus kriminal biasa. Kekerasan dalam pacaran (KDP) bisa masuk dalam KDRT, karena kekerasan yang terjadi dalam relasi domestik, antara laki-laki dan perempuan yang memiliki hubungan khusus.

Hal yang khas yang sering muncul dalam kasus kasus kekerasan dalam pacaran adalah bahwa korban biasanya memang cenderung lemah, kurang percaya diri, dan sangat mencintai pasangannya. Apalagi karena sang pacar, setelah melakukan kekerasan (menampar, memukul, nonjok, dll) biasanya setelah itu menunjukkan sikap menyesal, minta maaf, dan berjanji tidak akan mengulangi tindakan kekerasan lagi, dan bersikap manis kepada pasangannya. Pada dasarnya, hubungan pacaran adalah sarana melatih keahlian individu dalam kepekaan, empati, kemampuan untuk mengkomunikasikan emosi dan menyelesaikan konflik serta kemampuan untuk mempertahankan komitmen. Jika individu mampu mengkomunikasikanemosi dan menyelesaikan konflik dengan baik niscaya kekerasan dalam pacaran (KDP) tidak akan terjadi. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis menduga bahwa salah satu penyebab terjadi kekerasan dalam pacaran (KDP) adalah rendahnya tingkat asertivitas individu. Rendahnya asertivitas tersebut tampak ketika individu cenderung menerima segala bentuk perlakuan oleh pasangannya, meskipun sebetulnya individu merasa tersiksa. Asertif berfungsi sebagai mengkomunikasikan emosi dan menyelesaikan konflik dalam berpacaran.

sumber : http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2010/07/07/kekerasan-dalam-pacaran-kdp/

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Asimilasi
  1. Ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama.
  2. Bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru
Teori akulturasi
  1. bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsure kebudayaan aslinya.
PEMBAHASAN
Dalam buku ini menggunakan dua teori yakni teori asimilasi dan akulturasi
  1. Asimilasi
percampuran antara dua budaya yaitu budaya Belanda dan budaya Jawa telah menghasilkan beberapa kebudayaan baru yang akhirnya digunakan juga oleh para masyarakat pribumi, belanda dengan mudah dapat mempengaruhi ketujuh unsur budaya universal, salah satunya yaitu :
·         Bahasa
Sejak akhir abad ke -18 sampai pada awal abad 20, bahasa melayu pasar berbaur dengan bahasa belanda menghasilkan bahasa pijin, yang kemudian bahkan berkembang di Batavia. Proses perpaduan bahasa belanda dengan jawa ini terjadi hanya pada sebagian masyarakat pendukung kebudayaan indis khususnya jawa tengah dan jawa timur.
·         Rumah tinggal
Pada awal kedatangan Belanda di Jawa rumah tempat tinggal orang Eropa didalam kastil Batavia mempunyai susunan tersendiri yang secara umum mirip dengan yang terdapat di negeri asalnya. Sementaraitu landhuizen atau rumah tinggal diluar kastil dibangun dengan lingkungan alam timur, yaitu Pulau Jawa. Adapun hasilnya adalah suatu bentuk campuran, yaitu tipe rumah Belanda dengan rumah pribumi Jawa. Sebagai hasil akhir berdirilah rumah-rumah bangunan gaya indis dalam abad ke-18 sampai dengan runtuhnya pemerintahan colonial Belanda dibawah pemerintahan balatentara Jepang pada 1942. Bangunan landhuizen semula digunakan oleh orang-orang Belanda sebagai tempat tinggal diluar kota yang kemudian juga didirikan di wilayah baru di Batavia (nieuve buurten). Corak bangunan rumah tinggal yang demikian ini mirip dengan rumah para pedagang kaya di kota lama Baarn atau Hilversum, Belanda.
 
  1. Akulturasi
Percampuran antara dua budaya ini juga menghasilkan budaya baru namun tidak menghilangkan budaya aslinya. Seperti dalam buku ini :
·         Dalam kesenian, bangsa belanda membicarakan hal tulisanuntuk musik dan pendidikan atau sekolah tari dan musik. Namun ternyata sekolah tari dan musik sudah ada sejak lama di nusantara. Kemudian kesenian ini dipentaskan dengan cerita Lutung Kasarung dan ini merupakan pertunjukan pertama dengan gaya eropa dan menggunakan skrip. Walaupun adanya campur tangan bangsa belanda namun, budaya Indonesia tidaklah hilang, terbukti dengan cerita yang dibawakan berasal dari tanah jawa (sunda)
·         Pakaian
Karena pengaruh para pembantu rumah tangga dan para nyai, kaum perempuan indis mengenakan sarung dan kebaya.
Kain dan kebaya juga dikenakan untuk pakaian sehari-hari oleh para perempuan eropa, sedangkan yang pria mengenakan sarung dan baju takwo atau pakaian tidur (piyama) motif batik.
BAB I
AWAL KEHADIRAN ORANG BELANDA
            Pada awal kehadirannya orang belanda mendirikan gudang-gudang (Pakhuizen) untuk meninbun barang dagangan yang berupa rempah-rempah. Gudang-gudang itu berlokasi di banten, jepara, dan jayakarta. Jan Pieterzoon coen, yang hadir di Batavia pada 1619, mendirikan kota batavia yang diawali dengan membangun gudang penyimpanan barang dagangannya (Pakhuis), yang kemudian diperkuat dengan perbentengan. Para pejabat tinggi VOC membangun rumah-rumah peristirahatan dan taman yang luas, yang lazim disebut landhuis. Bangunan ini dibuat dengan mengikuti model Belanda pada abad ke-18, dengan ciri-ciri yang sangat mirip dengan bangunan di Belanda. Kehadiran orang Belanda di Indonesia yang kemudian menjadi penguasa, mempengaruhi gaya hidup, bentuk bangunan rumah tradisional, serta fungsi ruangannya. Kebudayaan barat (Belanda) dalam hal gaya hidup berumah tangga sehari-hari, serta ketujuh unsur universal kebudayaan-bahasa, peralatan dan perlengakapan hidup manusia,  matapencarian hidup dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, kesenian, ilmu pengetahuan dan religi ikut terpengaruh pula. Tujuh unsur Universal budaya yang merupakan campuran unsur budaya Belanda dan budaya pribumi inilah yang disebut kebudayaan india. Tentang bangunan rumah tradisional Pramono Atmadi menyebutkan bahwa pengetian “ Arsitektur Tradisional “ tidak selalu sama. Ada yang cukup berdasarkan bentuk atap atau komponen yang bercorak arsitektur saja, ada pula yang harus mengikuti sejumlah kaidah yang melekat pada arsitektur tradisional yang sudah umum dikenal. Pada saat itulah berkembang pula percampuran gaya hidup Belanda dan Jawa yang disebut gaya hidup Indis.
Kata “ Indis “ dalam tulisan ini berasal dari bahasa belanda “ Nederlandsch indie “ atau Hindia Belanda yaitu nama daerah jajahan belanda di seberang lautan yang secara geografis meliputi jajahan dikepulauan yang di sebut nederlandsch oost indie. Kata “indis” bagi bangsa indonesia pada masa tertentu dirasakan sebagai kata hinaan biasa di gunakan untuk menyebut bangsa kelas rendah. Sebagai perbandingan dalam sejarah seni rupa barat, ada gaya yang di sebut seni gotik yang berlangsung antara 1150-1242 dengan gaya Barok yang berkembang tahun 1700-1800 kata “gotik” dan “barok” mempunyai arti yang juga berkonotasi kurang baik. Kata “gotik” dari kata “goth” dan “gothia” yaitu nama dari salah satu suku bangsa dieropa utara pengembara yang menyerang dan menduduki roma pada awal abad ke-1 dan di pandang sebagai bangsa yang bermartabat rendah. Pada zama Renaisans (abad ke-14 sampai abad ke-17) kata “gotik” kemudian digunakan untuk menanamkan suatu gaya seni yang sangat indah dan megah. Demikian pula dengan gaya seni Barok ( pada abad ke­-16 sampai abad ke-18) kata “barok” berasal dari bahasa portugal “barocco”, artinya bulat panjang, tak beraturan, berlebihan, banyak bertingkah (ugal-ugalan), dan tampak suka pamer. Pada zaman klasik istilah ini dinilai rendah jadi sebagai suatu istilah “ Barok “ tidak enak untuk didengar tetapi sebagai hasil karya seni, kata tersebut memiliki makna keindahan dan kemegahan tersendiri dihati pendukungnya, antara lain Rembrandt van rijn dan velasque, yang juga memiliki ciri khusus. Banyak tulisan atau karangan dari abad ke-18 dan abad ke-20 yang berupa monografi, kesusteraan, kisah perjalanan, lukisan, foto, sketsa, artefak, dan seni bangunan indis. Semua sumber tersebut bermanffat sebagai bukti munculnya kebudayaan dan peradaban indonesia dari suatu kurun waktu tertentu.
Data sejarah menunjukan adanya arus besar-arus besar (mainstream) yang menghubungkan pola hidup dan budaya masyarakat, serta status penghuninya dalam berbagai kegiatan. Beberapa arus besar yang mempunyai fungsi intergratif itu anatara lain : (a) ekonomi, (b) politik, (c) sosial, (d) kesenian/kebudayaan, dan (e) kepercayaan (religi). Semua fungsi intergratif tersebut sangat menentukan terciptanya pola gaya hidup dan budaya masyarakat di Hindia Belanda. Kebudayaan Indis adalah monumen estetis hasil budaya binaan (Cultural construct) dan imajinasi kolektif, serta ekspresi kreatif sekelompok masyarakat di Hindia Belanda yang menggunakan dasar budaya Belanda dan Indonesia.“ kebudayaan dan gaya hidup indis merupakan suatu fenomena historis, yaitu sebagai bukti kreativitas kelompok atau golongan masyarakat pada masa kekuasaan Hindia Belanda, baik dalam menghadapi tantangan hidup tradisional Jawa maupun gaya Belanda di negeri Belanda. Tepat kiranya pendapat Adolph S. Tomars dalam tulisannya yang berjudul Class Systems and the Arts yang menjelaskan bahwa hadirnya golongan masyarakat tertentu pasti akan melahirkan pula seni dan budaya tertentu. Dengan menerapkan konsep Tomars ini penulis memiliki landasan sosiologis yang kuat bahwa golongan masyarakat indis telah melahirkan pula kebudayaan indis.
 
 
 
 
 
 
 
BAB II
MASYARAKAT PENDUKUNG KEBUDAYAAN INDIS
A.    Struktur masyarakat dan kehidupannya
 
Kedatangan para bangsa Belanda yang pada awalnya datang ke tanah jawa ini ingin berdagang, namun kemudian , demi mengamankan sektor ekonomi dan perdagangannya akhirnya mereka memilih untuk tinggal di jawa. Dengan kedatangan bangsa Belanda ke pulau jawa menyebabkan pertemuan dua kebudayaan yakni kebudayaan barat yaitu Belanda dan kebudayaan timur yakni Kebudayaan jawa, beserta kebudayaan yang terdapat di daerah masing-masing kemudian bercampur sehingga kebudayaan bangsa Eropa dapat mempengaruhi ketujuh unsure universal budaya utama yang dimiliki oleh bangsa jawa .
Banyak dari bangsa Belanda yang datang ke jawa menikahi orang pribumi dan memiliki keturunan-keturunan pribumi baru. Kedudukan seorang keturunan Eropa di Hindia Belanda dapat ditentukan berdasarkan tempat kelahiran ( di Negeri Belanda atau Hindia Belanda). Tempat kelahiran akan menentukan status dari sebutan masyarakat, apakah seorang tersebut murni keturunan Belanda atau tidak. Orang yang bukan merupakan murni keturunan Belanda maka disebut Mestizen, Creolen dan Liplappen. Adapula pengaruh Portugis yang tertinggal yakni:
Sebutan terhadap orang yang terhormat yakni Signores dan keturunannya disebut Sinyo Oleh masyarakat pribumi sebutan untuk keturunan pertama Belanda asli disebut grad satu atau liplap, sedangkan yang kedua disebut grobiak, dan yang ketiga disebut kasoedik. Golongan masyarakat yang dijabarkan diatas merupakan pendukung kuat dari kebudayaan Indis.
Dalam pembangunan rumah bergaya Indis, golongan pengusaha dan pedaganglah yang berperan dalam perubahan budaya. Selain itu bangsa china dan arab juga terpengaruh untuk membangun rumah bergaya Indis tersebut.
Gaya indis merupakan suatu hasil perkembangan budaya campuran belanda dan pribumi jawa, yang menunjukan adanya proses historis. Konsep dari gaya hidup indis antara lain dapat dipahami melalui beberapa sudut pandang masyarakat yang mendukung gaya indis sebagai suatu factor yang bersifat sosio-psikologis. Oleh karena itu, kita harus mengamati beberapa aspek berikut ini :
1.      Aspek Kognitif
Yakni berhubungan erat dengan tingkat perasaan, yang sangat sulit untuk digambarkan dan diamati. Hal ini berkaitan dengan berbagai aktivitas dan dengan meliputi berbagai objek.
Hal ini lebih sulit diartikan karena gaya indis berpangkal pada dua akar kebudayaan yakni Belanda dan jawa yang memang  sangat jauh berbeda.
2.      Aspek Normatif
Aspek ini memiliki arti yang sama dengan aspek orientasi nilai, tujuan, normative dan kepercayaan. Aspek normative mmenunjukan suatu keadaan yang dianggap sebagai hal yang berharga, yang akan menjadi tuntutan dan tujuan untuk dapat memperoleh hidup yang lebih baik di bawah kekuasan pemerintah kolonial.
Pada rumah tradisional jawa, berbagai  macam ruangan dalam rumah tersebut tidak bercampur baur .
3.       Aspek Afektif
Yakni tindakan dari suatu kelompok yang menunjukkan situasi. Aspek ketiga ini dapat dikaitkan dengan aspek kehidupan dalam berumah tangga, terutama komposisi keluarga yang tinggal di dalam sebuah rumah.  Dalam keluarga di eropa atau belanda lazimnya hanya memiliki satu istri.
4.      Komposisi Sosial
Kehidupan keluarga menunjukan susunan masyarakat jawa yang berbeda dengan masyarakat eropa. Gaya hidup priyayi baru yang berpendidikan  ini mendekati gaya hidup eropa, misalnya dalam hal berpakaian dan makan.bkan para pendatang belanda
Gaya hidup dan bangunan rumah indis sangat khas dengan  budaya belanda, hal ini disebabkan bangsa belanda membawa budaya murni dari negeri mereka.
B.     Kebudayaan indis
Seperti yang telah dijelaskan di awal, bahwa awal kehadiran belanda ke tanah jawa menghasilkan kebudayaan campuran antara bangsa belanda dan bangsa jawa. Kemudian kebudayaan yang didukung oleh segolongan masyarakat hindia belanda disebut kebudayaan indis. Dengan terjadinya percampuran budaya tersebut bukan berarti budaya jawa lenyap begitu saja, namun dengan peran kepribadian bangsa jawa dapat pula memberi warna dalam kebudayaan indis.
Menurut para antropolog, ada tujuh unsure kebudayaan yang bersifat universal,. Isi dari kebudayaan belanda yang datang memperkaya kebudayaan Indonesia dalam konteks tujuh unsur budaya universal itu adalah :
1.      Bahasa (lisan maupun tertulis)
Pembauran antara bangsa belanda dengan bangsa jawa mempengaruhi pula dalam hal komunikasi . percampuran bahasa indo belanda telah berkembang sampai Batavia. Di jawa tengah dan jawa timur , proses perpaduan antara bahasa belanda dengan bahasa jawa terjadi hanya pada sebagian masyarakat pendukung kebudayaan indis. Proses ini menimbulkan bahasa pijin atau bahasa campuran, yang pada umumnya digunakan oleh orang-orang keturuna belanda dengan ibu jawa, oleh china keturunan dan timur asing.
2.      Kelengkapan hidup
Kelengkapan hidup disini dapat diartikan semua hasil cipta yang digunakan untuk melindungi dan juga melengkapi sarana hidup sehingga dapat memudahkan hidup manusia.
Karya tersebut berupa :
a.       Rumah tempat tinggal
Bentuk bangunan tempat tinggal dengan ukuran yang besar dan luas, memiliki hiasan yang mewah , penataan yang rapid an perabotan yang lengkap merupakan gambaran kekayaan pemiliknya dan status social dalam masyarakat, memiliki prestise jabatan, penghasilan yang tinggi dan pendidikan.
b.      Kelengkapan rumah tangga, missal : meja dan kursi
Kelengkapan rumah tangga seperti meja, kursi dan almari merupakan hal yang baru bagi masyarakat suku jawa setelah orang eropa datang ke nusantara. Kemudian disusul oleh para golongan bangsawan dan priyayi yang mulai menggunakan peralatan tersebut.
Sementara itu, rakyat tetap menggunakan peralatan rumah tangga yang sederhana, seperti tikar sebagai alat untuk duduk.
c.       Pakaian dan kelengkapannya
Cirri lain dalam gaya hidup pada zaman itu yang banyak dipengaruhi oleh gaya eropa yaitu tata busana. Karena pengaruh para pembantu rumah tangga dan para nyai, kaum perempuan indis mengenakan sarung dan kebaya. Kain dan kebaya juga merupakan pakaian sehari-hari dirumah oleh para perempuan eropa, kemudia para indis pria menggunakan sarung dan baju takwo atau pakaian tidur bermotif batik.
d.      Senjata
e.       Alat berkarya dan berproduksi
Bangsa belanda memperkenalkan alat untuk berkarya atau alat-alat yang dapat digunakan untuk memudahkan kehidupan kepada penduduk pribumi, misalnya mesin jahit, lampu gantung, lampu gas dan kereta tunggang.
f.       Kelengkapan alat dapur dan jenis makanan
Hidangan yang berasal dari jawa seperti soto, nasi goring, gado-gado, nasi rames, lumpia dan sebagainya. Begitu pula dengan bangsa belanda yang juga turut memperkenalkan makanan-makanan dari asalnya seperti beafstuk, resoulles,soep dan lain sebagainya.
3.      Mata pencarian hidup
Pada pertengahan abad 19, belanda lebih mengutamakan untuk melakukan penaklukan wilayah dari tangan bangsa pribumi serta merebut perdagangan remppah-rempahdari saingannya, portugis dan inggris. Selain itu belanda juga bertujuan untuk memperluas wilayah kekuasaan. Berbagai usaha yang dilakukan oleh belanda dalam memperluas wilayah kekuasaannya dengan membentuk lapangan pekerjaan untuk para masyarakat pribumi yaitu berupa pekerjaan administrasi serta militer dan swasta. Semua kemampuan dibutuhkan baik berupa kepandaian dan keterampilan maupun tenaga kasar. Prioritas utama yakni pekerjaan diperuntukan kepada bangsa eropa atau belanda, apabila tidak memenuhi  syarat barulah diambil tenaga golongan indo atau pribumi terpelajaruntuk lapangan kerja di pos-pos bawahan.
Pekerjaan yang menggunakan tenaga indo eropa atau pribumi adalah sebagai berikut :
a.       Prajurit sewaan
Prajurit sewaan ini tidak hanya diterapkan sebagai alat untuk membela diri dari serangan lawan, tetapi juga sebagai modal untuk mencari keuntungan. Tentara sewaan digunakan atau dijual apabila terjadi persengketaan di antara penguasa pribumi sendiri.
b.      Pejabat administrasi pemerintahan
Mereka bekerja untuk dinas sipil, mereka juga yang menjadi pendukung utama budaya indis
c.       Tenaga kasar
Tenaga kasar ini tidak banyak berperan dalam perkembangan kebudayaan indis karena mereka hanyalah buruh kasar, namun ada segolongan pekerja kasar yang berperan cukup penting, yaitu pembantu rumah tangga. Golongan ini lazim disebut babu untuk perempuan dan jongos untuk pria. Pembantu rumah tangga umumnya hubungan yang dijalinnya akan sangat erat dan akrab dengan majikannya.
4.      Pendidikan dan pengajaran
Pada kelompok masyarakat disini, orang muda di jawa harus mengikuti adat istiadat dan kebiasaan orang tua-orang tua mereka. Dengan demikian, proses belajar dan penyampaian pengetahuan serta nilai-nilai secara turun –temurun , dari mulut ke mulut dan berperan sangat penting
5.      Kesenian
Kesenian mengupas dan meneliti sesuatu hasil karta seni dari zaman ke zaman, dari berbagai suku bangsa dan tempat. Untuk menilai tinggi rendahnya hasil karya seni dengan pasti atau mutlak, memang bukan perkara yang mudah, bahkan dapat juga dikatakan tidak mungkin. Gaya adalah bentuk yang tetap atau konstan yang dimiliki oleh seseorang atau pun kelompok, baik dalam unsure, kualitas maupun ekspresinya.
Selanjutnya menurut Henk Baren stijl mempunyai 4 macam pengertian, yakni :
a.       Objektieve stijl
Yakni gaya dari benda atau barang itu sendiri
b.      Subjektieve stijl atau persononlijke stijl
Yakni gaya yang dimiliki oleh seniman, penulis, pemahat dan lainnya yang merupakan cirri hasil kerjanya
c.       Stijl massa atau nationale stijl
Yakni gaya yang merupakan ciri atau watak suatu bangsa
d.      Technische stijl
e.       Yakni gaya khusus yang berhubungan langsung dengan bahan atau materialnya, serta tehnik yang digunakan.
Dengan memahami macam-macam stijl tersebut, maka kita dapat dengan mudah memahami penelitian hasil karya seni bangunan atau berbagai cabang seni yang lainnya.
Kemahiran masyarakat jawa sudah memiliki kemampuan dan kemahiran dalam kesenian jauh sebelum belanda datang ke nusantara. Namun sangat disayangkan karya-karya tulis yang berkaitan dengan karya seni suku jawa jumlahnya dirasa sngat kurang. Dikarenakan tidak disertai keterangan tertulis ada kesulitan  pada waktu orang-orang eropa ingin meneliti .
Pada tahun 1921 java institute, dalam kongresnya di bandung membicarakan hal tulisan untuk music dan pendidikan atau sekolah tari dan musik. Pada tahun 1916 pangeran suryadiningrat dan pangeran tejo sudah lebih dulu membuka sekolah tari dan musik gamelan. Kemudian pada 18 juni 1921 dalam kongres institute java mengadakan pentas seni cerita jawa (sunda) lutung kasarung dan pentas ini yang pertama kali ditampilkan di panggung proscenium dengan gaya eropa dan menggunakan skrip.
6.      Ilmu pengetahuan dan kemewahan gaya hidup
a.       Peran penghuni dan pemilik pesanggrahan
menentukan perkembangan ilmu dan gaya hidup dapat kita lihat dari lima hal berikut :
–          Tentang pembudidayaan alam
–          Tempat pembudidayaan ulat sutra, Inilah pertama kali tercipta kain sutra di hindia belanda, yang kemudian terkenal di Eropa. Hal yang pada awalnya belum pernah terjadi.
–          Di pesanggrahan Molenvliet, Membangun sebuah menara untuk meletakkan teropong , yang didirikan oleh Dr. Johan Maurits Moor.
–          Pesanggrahan tanjung barat, Yaitu yaitu sebuah pesanggrahan kuno memiliki sebuah bangunan gardu pemandangan dengan kubah yang dipergunakan untuk melihat pemandangan keindahan alam sekeliling. Namun sayangnya bangunan tersebut telah runtuh akibat ulah orang yang tidak bertanggung jawab.
–          Jan Andries Duurkoop mendirikan tempat penagkaran dan pembibitan pohon jati, kemudian pohon jati tersebut ditanam di berbagai wilayah yang keadaan jenis tanahnya berbeda-beda. Andries Duurkoop adalah orang yang patut mendapat pujian. Bataviasche Genootschap pun mencatatnya sebagai pelopor.
Inilah contoh yang dapat dijadikan petunjuk, bagaimana orang belanda menjadi pionir dalam mengusahakan tanah perkebunannya. Hal ini menunjukkan bukti bahwa dulu orang-orang asing mengusahakan perkebunan dan itu berhasil.
b.      Pembangunan rumah mewah dan kemewahan gaya hidup indis
kekaguman terhadap kebudayaan indis dirumah pesanggrahan Vander Parra yang megah itu. Mereka mencatatnya dalam catatan perjalanan. Mereka juga sangat kagum dengan kesuburan tanah perkebunan dan daerah sekelilingnya. Seorang pelancong dari Inggris Charles Frederick Noble, menulis :
Tanah sekitar 10-12 mil disekeliling batavia dengan bagus telah dibudidayakan oleh para tuan-tuan yang mempunyai rumah pesanggrahan di luar kota. Disini kebun-kebun dan tebat-tebat diatur dan disusun dengan gaya belanda, yang selalu dipelihara dengan bagus secara rutin oleh beberapa budak yang terlatih dengan baik. Pemilik-pemilik tanah tersebut juga ada yang memiliki rumah-rumah yang bagus dan menyenangkan beserta kebun-kebunnya di pulau kecil di tepi-tepi pantai batavia. Mereka bersama-sama datang dan pergi ke pulau-pulau itu dengan mempergunakan perahu-perahu yang mungil sewaktu-waktu.
c.       Pembangunan rumah pesanggrahan
pembangunan rumah pesanggrahan oleh para pembesar kompeni diawali dengan mendapatkan sebidang tanah berupa hutan. Para tuan tanah ini sering kali melaksanakan sendiri perencanaannya dan diselesaikan oleh ahli bangunan pribadinya.
7.      Religi
Enkulturasi adalah suatu proses pembentukan budaya dari dua bentuk kelompok budaya yang berbeda sampai munculnya pranata yang mantap. Dalam pembahasan kajian teologi, enkulturasi diartika sebagai rancang bangun teologi lokal. Proses enkulturasi tidak hanya didukung oleh keseluruhan penyesuaian diri dalam kehidupan sosial, tetapi juga didukung oleh pengalaman-pengalaman sosial seperti bentuk ucapan atau bahasa, tingkah laku, lambang dan simbol-simbol serta sistem kepercayaan.
Enkulturasi sebagai suatu proses dalam perkembangannya berjalan melalui tiga tahapan gerakan proses :
1.      Proses enkulturasi ditandai oleh adanya pengenalan lingkungan sosial, penyesuaian adat, serta terjalinnya relasi atau hubungan dalam interaksi sosial budaya.
2.      Proses enkulturasi ditandai dengan adanya koeksistensi dan proses menjadi plural yang terjadi dilingkungan sekitarnya.
3.      Sebagai tahap akhir, proses enkulturasi diformulasikan dalam bentuk munculnya sinkretisme kebudayaan, kesenian dan agama.
Kegagalan dalam enkulturasi terjadi bila dalam prosesnya berkembang dengan sistem pemaksaan, tidak luwes dan tidak bebas ataupun tidak lancar. Enkulturasi religi diartikan sebagai rancang- bangun teologi lokal. Enkulturasi religi sebagai rancang bangun lokal disebut inkulturasi. Sinkretisme kebudayaan dan agama ini kemudian diimplementasikan dengan istilah lokalisasi, pribumian teologi, konteksstualisasi dan inkulturasi.
Sinkretisme, sebagai bentuk panduan dua unsur budaya dan agama, memiliki berbagai jenis bentuk. Robert J. Schreiter C.P.PS membedakan jenis Sinkretisme itu dalam tiga kelompok:
1.      Sinkretisme agama kristen dengan agama (kepercayaan) lokal
2.      Sinkretisme percampuran unsur-unsur bukan kristen
3.      Sistem keagamaan yang bersifat selektif dalam memasukan unsur-unsur kristen.
 
 
 
BAB III
GAYA HIDUP MASYARAKAT INDIS
            Pembangunan rumah tinggal di luar benteng Batavia makin banyak karena keamanan di luar tembok benteng semakin aman dari amuk dan serangan para penguasa pribumi. Rumah-rumah mewah (landhuizen) milik para pejabat tinggi VOC adalah tempat awal berkembangnya kebudayaan indis. Dari Batavia, kebudayaan indis tersebar luas dan berkembang diseluruh wilayah jajaran Hindia Belanda.
Kehidupan mewah dan boros akibat keberhasilan dibidang ekonomi disebabkan oleh adanya segolongan masyarakat indis di Batavia, khususnya mengacu pada kehidupan para petinggi di weltevreden. Sementara itu, para pejabat bewahan di kota-kota besar Jawa hidup mewah jika dibandingkan dengan kehidupan para raja dan bangsawan Jawa. Tanda-tanda kebesaran sebagai lambang status seperti paying, sejumlah pengiring, rumah besar, dan kepemilikan budak, ditiru dari kehidupan dan gaya hidup keratin para raja dan bangsawan raja.
Salah satu faktor yang menjadi petunjuk utama status seseorang ialah gaya hidupnya, yaitu berupa berbagai tata cara, adaptasi istiadat serta kebiasaan berperilaku, dan mental sebagai ciri golongan sosial indis.
Kedudukan sebagai kelompok penguasa membuat masyarakat indis berupaya menjaga prestise dan kedudukannya melalui berbagai cara agar dapat dibedakan dengan kelompok lainnya. Kewibawaan, kekayaan dan dan kebesarannya ditampilkan agar tampak lebih mewah dan agung dibandingkan dengan kelompok-kelompok masyarakat lain. Hal demikian dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan kekuasaan mereka di nusantara.
Berikut ini dibahas gaya hidup kelompok masyarakat pendukung kebudayaan indis yang terdiri atas pejabat VOC dan pejabat pemerintahan Hindia Belanda, serta kalangan pegawai swasta beserta anak keturunannya. Jumlah pejabat dan abdi VOC diseluruh wilayah kekuasaannya, pada 22 Oktober 1664, tercatat tidak kurang dari 25.000 orang sesuai dengan jumlah pegawai pemerintahan Hindia Belanda yang berkuasa setelah VOC runtuh pada 1779.
Gambaran gaya hidup masyarakat indis dapat diikuti dan lebih mudah dipahami lewat berbagai berita tertulis berupa buah karya para musafir, rohaniawan, peneliti alam, pejabat pemerintahan jajahan, termasuk berbagai buah karya sastra indis (Indische belletries). Selain karya tulis, terdapat karya seniman berupa sketsa dan seni lukis yang memperkaya dan mengisi celah-celah kekurangan berita tertulis. Rekaman berita tentang gaya hidup masyarakat indis dari lapisan kalangan atas banyak didapatkan dari berita-berita tersebut, sebaliknya, berita tentang gaya hidup masyarakat indis dari kalangan bawah atau abdi VOC dan Pemerintahan Hindia Belanda sangat sedikit. Demikian halnya dengan berita tentang peranan perempuan indis dari berbagai lapisan sangat sulit didapatkan. Leonard Blusse menyebutkan tentang kehidupan para perempuan indis semasa kekuasaan VOC, seperti mencari jarum diantara tumpukan jerami. Langkanya data informasi tentang hal ini membuatnya merasa mustahil mendapatkan data yang substansial tentang perempuan-perempuan Batavia. Data arsip dari gereja sedikit membantu, tetapi akta-akta gereja yang menyebutkan tentang perempuan juga tidak memuaskan atau tidak banyak memberi kontribusi.
Untuk mengungkapkan lebih luas tentang gaya hidup indis, berita karya tulis buah tangan orang-orang Belanda yang datang di Nusantara sampai dengan runtuhnya kekuasaan Hindia Belanda sangatlah berharga. Buku harian pelaut, surat dan catatan perjalanan para musafir, laporan kompeni, banyak yang tersimpan digedung arsip, baik di negeri Belanda maupun Arsip Nasional, Jakarta. Selain itu, hasil karya sastra berbentuk roman, cerita pendek, sajak, sketsa, dan tulisan untuk pementasan sandiwara semasa kekuasaan colonial di Hindia Belanda tidak luput dari perhatian penelitian sejarah. Hasil karya para sastrawan tersebut dalam bahasa Belanda disebut Indische belletries (sastera indis).
A.    Rumah Tangga dan Rumah Tinggal Indis
Pada awal kedatangan Belanda di Jawa rumah tempat tinggal orang Eropa didalam kastil Batavia mempunyai susunan tersendiri yang secara umum mirip dengan yang terdapat di negeri asalnya. Sementara itu Landhuizen atau rumah tinggal diluar kastil dibangun dengan lingkungan alam timur, yaitu Pulau Jawa. Adapun hasilnya adalah suatu bentuk campuran, yaitu tipe rumah Belanda dengan rumah Pribumi Jawa. Sebagai hasil akhir berdirilah rumah-rumah bangunan gaya indis dalam abad ke-18 sampai dengan runtuhnya pemerintahan colonial Belanda dibawah pemerintahan balatentara Jepang pada 1942. Bangunan Landhuizen semula digunakan oleh orang-orang Belanda sebagai tempat tinggal diluar kota yang kemudian juga didirikan di wilayah baru Batavia (nieuve buurten). Corak bangunan rumah tinggal yang demikian ini mirip dengan rumah para pedagang kaya di kota lama Baarn atau Hilversum, Belanda.
B.     Kelengkapan Rumah Tinggal
Didalam Zaal (ruang) diletakkan perlengkapan rumah, misalnya meja makan dan kelengkapannya serta almari tempat rempah-rempah (de spijkast) dan meja teh (theetafel). Almari hias yang penuh berisi piring cangkir porselen juga ada yang diletakkan didalam atau diatas almari. Bahkan porselen-porselen itu ada yang diletakkan di rak-rak papan, pada consol-consol atau deurpilaster. Hiasan utama pada zaal ini adalah tangga (trap) yang di negeri Belanda lazim diletakkan di voorhuis sedangkan di Batavia umumnya diletakkan disudut belakang zaal. Tangga ini bukan wentelwltrap (tangga naik melingkar) tetapi bordestrap (tangga lurus langsung keatas) dengan baluster.  Semua baluster utama berada pada awal dan akhir, masing-masing pegangan tangan pada tangga (trapbroom) dipelihara dan mendapat perhatian khusus dibandingkan bagian-bagian rumah lainnya. Baluster diukir halus dan mewah, serta dicat dengan cat mahal. Kadang-kadang terdapat hiasan balusterkop sebagai stalactite diatas tangga dalam zaal ini. Tangga ini diperindah lagi dengan cat warna keemasan. Hiasan karya ukir yang demikian kaya dan mewah ini diduga tidak mungkin dikerjakan oleh para ahli bangunan modern masa kini.
C.    Kehidupan Keluarga Sehari-hari didalam Rumah
Satu kebiasaan yang umum dilakukan bangsa pribumi Jawa pada pagi hari adalah pergi ke kali. Hal demikian sangat biasa termasuk untuk para perempuannya. Kebiasaan seperti ini yang membuat jamban terletak diluar rumah.
D.    Gaya Hidup Mewah Indis
Daur hidup atau life cycle adalah suatu rangkaian dalam perkembangan kehidupan seseorang untuk kembali ke status aslinya dari satu tingkat ke tingkat berikutnya. Ada tiga peristiwa penting dalam daur kehidupan manusia, yaitu kelahiran, perkawinan dan kematian. Daur hidup lazim dirayakan dengan berbagai upacara.
Ada tiga upacara daur kehidupan yang akan dibahas disini, yaitu  kelahiran, pernikahan, dan kematian. Ketiga upacara itu memiliki tujuan masing-masing. Upacara kelahiran dilangsungkan untuk menyambut kehadiran anggota baru dalam suatu keluarga. Seluruh anggota keluarga berharap si upik selalu dalam keadaan sehat dan selamat. Upacara perkawinan diselenggarakan dengan mewah dengan harapan perkawinan yang baru dijalani kedua mempelai berlangsung penuh leselamatan. Upacara perkawinan lazimnya memerlukan biaya yang sangat besar bagi terselenggarakannya perhelatan. Pada masa kejayaan VOC dan Hindia Belanda justru peristiwa kematian yang yang mendapatkan perhatia istimewa. Kematian biasanya diiringi berbagai upacara mewah dan memerlukan biaya yang sangat besar.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB IV
LINGKUNGAN PERMUKIMAN MASYARAKAT
EROPA, INDIS, DAN PRIBUMI
A.        Sumber sumber tentang Pola Lingkungan Permukiman
Pola permukiman, bentuk rumah tinggal tradisional dan bangunan rumah tinggal gaya indis tercatat dalam berbagai sumber, sumber yang paling banyak adalah berita tertulis buah karya orang Jawa, Belanda, serta orang asing lainnya.
1.      Berita dari Karya Tulis
Dalam  disertasi F.A Soetjipto  tentang kota-kota pantai di sekitar selat madura terdapat informasi tentang sumber sumber berita tertulis Pribumi, antara lain berupa babd, kidung maupun serat, baik yang masih berupa manuskrip maupun  yang sudah dicetak dengan jumlah cukup banyak.
Manuskrip tersebut antara lain Babad Negeri Semarang, Babad Tuban, BabadGresik, Babad Blambangan, Babad Kitho Pasoeroean, Babad Lumajang, danBabad Banten.
Menggunakan  sumber-sumber berupa babad, serat atau cerita perjalanan seperti tersebut diatas memerlukan ketelitian dan sikap kritis dalam memahaminya karena kitab kitab tersebut memang dimaksudkan sebagai karya sejarah, tetapi lebih bersifat karya sastra.
2.      Sumber Tertulis dari Bangsa Eropa
Sumber tertulis tentang pulau jawa yang berupa cerita atau laporan perjalanan sudah ditulis orang eropa sebelum abad ke-17. Adapun yang khusus ditulis pada abad ke-18 dan aband ke-19 cukup banyak, antara lain berupa Rapporten, Missiven, Memories van Overgave, Reis beschrijivingen , Daaghregisters, dan Contracten.
Manuskrip yang berupa berita tentang kota dan kehidupan masyarakatnya pada abad ke-18 dan abad ke-19 banyak ditulis dalam kisah perjalanan di Hindia Belanda, hkususnya Jawa.
Van Ritter pada 1851 menulis buku tentang perbudakan yang kemudian dihapus beberapa tahun kemudian. Juga ditulisnya tentang pakaian para tokoh penting Eropa, jenis makanan, pakaian penduduk pribumi, serta tentang didirikannya rumah rumah landhuizen dengan perabotan dan gaya hidupnya. Mereka menulis tentang kehidupan dan kegiatan yang dilihatnya sepanjang  jalan  Batavia.
3.      Berita Visual
Berita visual berasal dari karya lukisan, sketsa, grafis, dan potret. Selain berita dari karya karya tulis yang sudah disebutkan pada sub-bab sebelumnya, penggambaran kota, pemukiman, dan perumahan juga dapat diikuti secara visual lewat lukisan para pelukis eropa yang datang ke indonesia. Likisan grafis yaitu suatu lukisan dengan teknikencreux relief yang dipahatkan pada lempengan tembaga atau perunggu sangat populer.
4.      Karya Berupa Fotografi
Karya berupa fotografi sangat banyak tersimpan di Gedung KITLY Leiden dan berbagai museum di Belanda. Menurut Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia di Pejaten (jakarta) disebut oleh direkturnya , tersimpan  tidak kurang dari 1.000.600 buah foto dari masa sebelum perang dunia II.
Sejak kehadiran apal kapal dagang Belanda pertama ke dunia timur mereka sudah membawa serta para pelukis. Hasil tulisan mereka terutaman digunakan untuk kelengkapan laporan kepada Heeren Zeventien  di Belanda.
Kegiatan melukis ini juga dilakukan atas dorongan Heeren Zeventien yang menugaskan para pejabat untuk memperdalam ilu pengetahuan, sperti ilmu bangunan dan ilmu tentang batu batu mulia.
B.         Mengamati Seni Bangunan Rumah dari Hasil Karya Seni Lukis, Pahat, Foto, dan karya Sastra.
 
Mengenal kembali suatu hasil seni bangunan rumah dari masa silam yang umumnya sudah rusak merupaka hal yang menarik. Menarik karna materialnya yang lapuk dimakan zaman, diubah bentuknya atau dirombak  karna tidak sesuai lagi dengan selera zaman. Adapun benda benda lain berupa karya lukis, karya sastra, foto gravir, sketsa, relief, atau benda lain seperti maket yang dibuat oleh museum atau lembaga lembaga penelitian.
Melalui karya seni lukis, foto gravir, relief dan karya sastra kini orang dapat mengetahui hasil seni bangunan rumah dan perabotan milik bangsa belanda dan anak keturunannya di indonesia.
Dalam seni lukis abad ke-17 sampai abad ke-19 sedikit sekali kemungkinan para pelukis memalsukan objek yang dilukis. pendapat  ini didasarkan atas beberapa alasan. Pertama, para pelukis naturalis yang hidup pada abad ke-17 sampai abad ke-19 adalah pengikut yang terpengaruh oleh gaya periode Renaisans dan Barok. Pada masa itu “naturalisme” dan “akademisme” hidup dengan subur dikalangan seniman lukis eropa.
Kedua, beberapa penulis dan pelukis lazim menggambar bangunan rumah serta pemandangan alam sekitarnya.
Ketiga, terdapat adanya suatu kebiasaan para pembesar zaman VOC dan Hindia Belanda, terutama pada gubernur jendral di Batavia dan para bangsawan kaya, meminta seniman untuk melukis rumah tempat tinggi dan keluarga mereka sebagai kebangsaan atau kenang kenangan keluarga.
Peranan lukisan dan hasil pemotretan dari masa sebelum Peran Dunia II makin besar nilainya bagi sumber penelitian sejarah karna banyak bangunan yang hancur akibat perang dan revolusi.
Salah satu pelukis belanda yang paling banyak melukis seni bangunan para indis salahsatunya ialah J. Rach. Rach banyak melukis bangunan kota dan benteng serta rumah orang orang terkemuka di batavia dan kota kota pantai di jawa.
Pelukis terbagus dari abad ke-17 yaitu Jacob Jensen Coeman kelahiran Amsterdam ia datang ke indonesia pada 1663. Ia menikah tahun 1670 dengan Cornelia Van Rijn, putri pelukis Rembrandt Van Rijn dan Hendrickje Stoffles. Coeman tinggal di Hindia Belanda 20 tahun lamanya.
C.        Pola Pemukiman Masyarakat Indis di Kota, Propinsi dan Kabupaten di Jawa
Peter J.M Nas membahas tentang kota yang dibedakannya kedalam 4 macam, yaitu: (1) kota awal indonesia, (2) kota indis, (3) kota kolonial, dan (4) kota modern. Kota awal indonesia disebut memiliki struktur yang jelas mencerminkan tatanan komologis dengan pola pola sosial-budaya yang dibedakan dalan dua tipe, yaitu: (a) kota pedalaman dengan ciri ciri tradisional-religius, dan (b) kota kota pantai yang berdasarkan pada kegiatan perdagangan.
Sejak awal pembentukannya sebagai kota, Batavia dijadikan pusat penguasa kolonial di indonesia.
Budaya indis yang berkembang subur pada aband ke-18 sampai abad ke-19 dan berpusat di wilayah wilayah tanah partikelir  dan di lingkungan Indische landhuizen. Pada permulaan  abad ke-20 kebudayaan ini bergeser ke arah urban life seiring dengan hilangnya pusat  pusat kehidupan tersebut.
Ada 3 ciri yang harus diperhatikan untuk dapat memahami struktur ruang lingkup sosial kota kolonial, yaitu budaya, teknologi, dan struktur kekuasaan kolonial. Kota kota besar seperti Batavia, Semarang, Surabaya dan Bandung harus ditelaah dari keterkaitan erat ketiga dimensi tersebut.
Dalam perjalanan kunjungan  di berbagai kota pada 1923, Berlage menyebutkan bahwa kota Semarang adalah kota terbagus dan terbersih di pulau jawa. Hal ini tidak saja karna rencana perluasannya merupakan hasil karya Plate dan Kaarsten, tetapi juga desain bangunan bangunan dibuatnya dengan perubahan besar.
Sementara itu H. Maclaine Pont, kawan Kaarsten yang juga menaruh minat pada arsitektur jawa, mengakui bahwa bangunan di Solo sapat menerimanya, sedangkan Yogyakarta lebih berpegang teguh pada keaslian seni budaya tradisional.
Pengaruh Belanda dan mazhab-mazhab Eropa berhasil memperkuat dan memberi alat untuk menanggulangi kekurangan-kekurangan dalam cara membangun kota atau rumah, dan membantu dalam hal memberikan petunjuk tentang konstruksi bangunan, organisasi, dan metode dalam membangun rumah pada masyarakat  jawa.
Ahli-ahli bangunan jawa tradisional mempunyai organisasi tersendiri. Yang menarik adalah tradisi yang bertumpu pada kewajiban sambatan (gotong royong), yang juga dolakukan pada saat mereka membangun tempat tinggal kepala-kepala desanya.
Unsur utama kkehidupan seni bangunan jawa adalah adanya keharmonisan dengan alam sekitar. Di berbagai daerah di jawa masih banyak ditemukan bentuk gaya asli, bahkan terdapat suatu kesatuan dalam gaya bangunan, contohnya:
(1)                     Yang paling sederhana adalah bangunan cungkup kuburan jawa, yang selalu terletak ditempat terpencil (kiwa).
(2)                     Tradisi bangunan rumah tempat tinggal jawa, termasuk yang berada didalam kota, mencoba menyesuaikan dengan alam sekeliling sebagai latar belakang.
(3)                     Mereka tahu dan mengerti tentang adanya tempat-tempat keramat atau yang sangat ideal bagi hidup mereka di desa, seperti pancuran-pancuran air dan sumber mataair.
(4)                     Gambaran monumental sesuai dengan gambaran ide keindahan sebuah lingkungan kota lama di jawa dapat diamati di kota Yogyakarta. Kompleks Keraton Yogyakarta, termasuk perkampungan di sekitarnya, merupakan tempat tinggal sultan dan para bangsawan serta hambanya.
Maclaine Pont berpendapat bahwa pada awal abad ke-20 bangunan kota-kota di pulau jawa sudah banyak menerima pengaruh seni bangunan Belanda. Pemukiman dan tempat tinggal penduduk di Kepulauan Hindia Belanda terbagi sesuai dengan golongan dan kebangsaannya. Ada empat golongan kebangsaan, yaitu:
1.      Anak negeri atau bangsa Pribumi
2.      Orang yang disamakan dengan anak negeri
3.      Orang Eropa
4.      Orang yang disamakan dengan bangsa Eropa
D.        Upaya Mencukupi Kebutuhan Perumahan Kota
Perkembangan dan perluasan kota-kota besar di Jawa dan diberbagai tempat menimbulkan kekurangan rumah tempat tinggal bagi penduduk kota. Hal demikian tidak dapat dibiarkan begitu saja oleh pemerintah. Berbagai upaya masyarakat pun dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut. Pada beberapa kota didirikan pengusahaan tanah oleh pemerintah kotapraja.
Dari sudut ekonomi, pembangunan rumah dapat juga dimaksudnkan untuk mencari untung. Perusahaan mendirikan rumah-rumha berukuran kecil untuk disewakan dan untuk menyimpan modal kekayaan yang pasti menguntungkan.
E.         Penggunaan Unsur Seni Tradisional dalam Rumah Gaya Indis
Upaya untuk mewujudkanpenggunaan unsur-unsur seni bangunan tradisional setempat (khususnya Jawa) telah dilontarkan oleh seorang penulis dengan nama samaran Reflector didalam Indisch Bouwkundig Tidschrift. Reflector mengutip dari harian De Locomotif, terbitan 30 Juli 1907. Ia menyebutkan, Ch. Meyll bertutur bahwa arsitek Inggris di India berhasil dalam ciptaan-ciptaannya dengan mendapat ilham dan mencotoh arsitektur tradisional pribumi India yang ada di sekeliling mereka.
Refletor menyetujui dan mengharapkan, hendaknya para ahli di Hindia Belanda terpanggil dan sadar untuk bangun dan mengambil sumber-sumber inspirasi dari bumi Hindia Belanda yang tidak ada habis-habisnya, antara lain dengan mengambil contoh-contoh dari arsitektur hasil karya bangsa yang dianggapnya lebih rendah atau tidak beradab. Ia menganjurkan pula hendaknya jangan memiliki sentimen dan menolak menguunakan unsur-unsur budaya bangsa Pribumi.
 
 
 
 
 
 
 
BAB V
RAGAM HIAS RUMAH TINGGAL
A.    Tentang hiasan rumah tinggal
Arsitektur sendiri dianggap sebagai perpaduan karya seni dan pengetahuan tentang bagunan. Arsistektur juga membicarakan berbagai aspek tentang keindahan dan konstruksi bangunan. Marcus vitruvius pollio adalah yang pertama kali mencetuskan konsep ini pada abad pertama sebelum masehi. Pengetahuan yang ia peroleh dari nenek moyangnya bangsa Romawi. Karyanya yang berjudul De Architectura libri Dacem di duga telah mengilhami banyak orang.
Gerakan renaisans, yang lahir pada awal abad ke-15, menggugah banyak orang untuk meneliti dan mempelajari teori-teori arsitektur  dan kebudayaan Romawi kuno. Beruntunglah bahwa kemudian Pagio Braccioli menemukan manuskrip asli viltruvius tersebut di Perpustakaan  Saint Gall Monestry pada 1414. Temuan tersebut kemudian di serahkan kepada temanya Leone Batista Alberti, seorang ahli sastera dan budaya klasik Yunani.
Alberti kemudian menulis kitab dengan judul De Re Aediri Catoria, yang terbit pada 1485 sebagai karya Posthumos di Florence. Kitab ini kemudia di teruskan oleh Giocomo di Barozi dan Vignola (1564) hingga akhirnya buku itu di pakai sebagai pegangan atau pedoman arsitektur selama beberapa abad. Akhirya, waktu Andrea Palladio mengembangkan buku-buku tersebut pada abad ke-16 di vicenza, kitab B. Albert ini menjadi sangat terkenal.
Menurut Marcus Vitruvius Pallio tiga unsur yang merupakan faktor dasar dalam arsitektur yaitu:
a.       Kenyamanan (convenience)
b.      Kekuatan atau kekukuhan (strength)
c.       Keindahan (beauty)
Ketiga faktor tersebut saling berhubungan dan selalu hadir dalam struktur bangunan yang serasi.
Salah satu elemen dalam dunia arsitektur adalah ornamen atau ragam hias. Ragam hias berhubungan dengan segi keindahan suatu bangunan. Kelompok bohemianisme berpendapat bahwa kreatif seorang seniman sudah semakin menyatu dan hadir pada segala aspek di kehidupan sehari-hari.
Beberapa abad lalu, arsitektur Eropa identik dengan gaya Reinaisans, Barok, Rakoko, Empire dan sebagainya. Gaya arsitektur tersebut banyak menerapkan ragam hias atau ornamen yang memang mampu menonjolkan ekspresi alami pada bangunan. Namun perkembangan industri rupanya telah membuat keindahan karya seni bangunan jadi terlupakan ini di duga terjadi akibat tidak adanya kontrol yang ketat pada kehidupan sosial manusia kala itu. Sehingga banyak arsitek yang tidak lagi menerapkan ragam hias pada bangunan. Ininterjadi karena berbagai perubaghan cara pandang terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Abad ke-19 di kenal sebagai periode elektrik, yaitu suatu periode gaya hidup yang menerapkan cara pandang serba praktis. Orang lebih mementingkan fungsi, sehingga ornamen atau ragam hias di anggap tidak penting. Pada periode ini karya seni di ciptakan bukan lagi menunjukan untuk menghadirkan keindahan atau seni murni (pure art). Banyak orang menghasilkan karya seni tiruan yang memiliki fungsi dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak bagian bangunan yang di buat dengan cara menjiplak dengan bahan tanah liat atau gips. Ornamen bangunan diciptakan dengan meniru masterpiece yang sudah ada dengan demikian benda arsitektur jadi bernilai seni rendah.
Pada tahun 1938, seorang sarjana bernama Walter Gropius menyebutkan bahwa sepanjang pengetahuan oranamen yang memiliki keindahan harmoni sepanjang masa umumnya merupakan hasil karya jenius umat manusia yang penuh perasaan. Sejak abad ke-20 banyak benda tidak lagi memerlukan hiasan. Misalnya truk atau kapal yang digunakan untuk sarana angkutan besi batangan. Demikian dengan rumah, rumah dan interiornya tak lagi dihias karena memang dianggap tidak perlu. Hal ini di anggap suatu dilema. Suatu produk karya jika di hasilkan secara massal akan menjadi sekadar barang industri.
Ada pendapat yang menyebutkan bahwa ornamen di gunakan karena diilhami dua faktor pertama faktor emosi kedua faktor teknik. Fator emosi yaitu hasil cipta yang di dapat dari kepercayaan, agama dan magis (untuk mendapat kekuatan gaib)
Dari sudut teknik yang menjadi masalah ialah dari bahan apakah benda-benda itu di buat dan bagaimana membuatnya? Inilah yang menjadi pertanyaan tidak saja tentang bagaimana pengrajin bekerja, tetapi juga berhubungan dengan hal yang disukai masyarakat. Pendekata tersebut di atas menjelaskan bahwa pertama kreasi alami, konvensional dan bentuk hiasan abstrak adalah suatu karya yang sangat di hargai pada masa lalu.  Ada juga perkembangan atau pertumbuhan dari suatu waktu ke waktu yang lain, misalnya zaman Yunani dan Romawi kun, zaman louis XIV yang dii teruskan louis XV yang berbeda dengan gaya Empire atau Napoleon. Jadi, suatu hal yang sama dapat mempunyai arti yang berbeda misalnya gambar lotus, garuda dan sebagainya. Kedua pertengahan abad 20 lahir zaman Maneirisme yang berkembang di seluruh Eropa. Hal yang demikian ini dapat terjadi karena kondisi kebuadayaan suatu zaman atau teknik pembuatanya. Manusia dari suatu zaman atau bangsa menyukai ornamen yang naturalistik karena pada zaman dulu (purba) orang melukiskan sesuatu secara naturalistik. Segala sesuatu di hubungkan dengan kepercayaan.
Bart van der Leck di dlam tulisanya berjudul The place of modern painting in Architecture, berpendapat bahwa pada suatu waktu seni lukis terpisah dengan sendirinya dari arsitektur dan berkembang dengan bebas.
Berikut ini penjelasan lima indikasi seni bangunan dan seni lukis. Pertama seni lukis modern adalah karya seni yang meninggalkan naturalisme yang terdapat pada seni plastis atau (pahat patung) kedua seni lukis modern bersifat bebas, terbuka dan berlawanan dengan seni asitektur. Ketiga seni lukis modern penuh dengan warna-warna dan bidang yang bertolak belakang dengan arsitektur yang tidak banyak menggunakan warna-warni seperti karya lukis. Keempat  seni lukis modern meliputi proses penciptaan bentuk plastis pada bidang datar yang menghasilkan suatu kontras dengan permukaan bidang datar yang terbatas pada bangunan. Kelima seni lukis modern memberi bentuk plastis pada bidang datar dengan pertimbangan yang tepat dan imbang (constrated with balaced support and weight)
Demikianlah beberapa permasalahan yang berhubungan dengan ragam hias pada seni bangunan. Patung modern kini sudah meninggalkan gaya naturalisme
 
B.     Bentuk Atap dan Hiasan Kemuncak
 
Dari masa awal abad ke 20 terdapat suatu keganjilan apabila di bandingkan dengan bagaiman masyarakat yang tinggal dipulau sekitarnya yaitu Bali dan sumatera.
Orang sumatera membangun rumahnya dari bahan kayu sedangkan orang bali dari tanah liat yang di jemur dengan batu bata
Dari peninggalan rumah kuno kotagede (pasar gede), yokyakarta dan laweyan solo orang mendapatkan rumah dari batu bata yang di buat kasar dan jelek dengan lorong-lorong sempit sehinggan berjalan atara dinding-dinding rumah dari tembok. Pada umumya bangunan pribumi di Jawa dibuat dari bahan yang murah, berdinding bambu (gedheg), beratap daun pohon palem atau rerumputan (atep, welit).
Di jawa barat keadaanya lebih bagus, rumah-rumah di bangun dengan batang-batang tiang kayu dengan lantai papan-papan kayu, sedangkan atapnya dari ijuk dan dindingnya juga dari bambu. Hanya di pusat-pusat pemerintahan atau tempat keramaianlah terdapat rumah batu. Kebanyakan rumah bangsa pribumi terbuat dari bambu yang di kerjakan secara kasar, diantaranya bahkan serambi depan atau belakang. Perbedaan yang mencolok ini dapat disebabkan oleh keberuntungan atau kesejahteraan hidup orang cina atau arabdan dapat juga disebabkan oleh penjajahan atau pengisapan habis-habisan oleh penjajah. Yang jelas rumah orang cina atau arab lebih terpeihara dengan perabotan yang baik sebagai kelengkapanya.
Rouffaer berpendapat bahwa untuk wilayah jawa tengah kayu jatilah yang terbaik karena material kayu (khususnya jati) adalah yang terbagus dan banyak terdapat di jawa tengah. Menurutnya bangunan dengan perekat (leembouw) tepat untuk daerah kering.
C.    Hiasan Kemuncak Tadhah Angin dan Sisi Depan Rumah
Di indonesia khususnya Jawa hiasan di bagian atap rumah kurang menadapat perhatian. Banyak rumah penduduk di Demak, Jawa Tengah pada bubungan atapnya terdapat hiasan berupa deretan lempeng teracotta yang di wujudkan seperti gambar tokoh-tokoh wayang berderet-deretdengan gambar gunungan tepat di tengah-tengah.
Rumah-rumah minangkabau berkemuncak seperti tanduk kerbau disamping hiasan pahatan pada bagian-bagian dindingnya seperti halnya rumah rakyat Batak Karo. Tradisi menyebutkan bahwa hiasan kepala kerbau atau tanduknya adalah lambang kesuburan tanah dan juga sebagai penolak roh-roh jahat.
Kehadiran bangsa-bangsa eropa di indonesia sejak awal abad ke-16 mempengaruhi bebragai unsur kebudayaan diantaranya juga dalam hal hiasan kemuncak bangunan rumah. Di Belanda dulu banyak rumah-rumah penduduk pada atapnya diletakan wind wijzer  (penunjuk arah angin) yang juga berfungsi sebagai hiasan rumah. Di Perancis banyak orang membuat penunjuk arah angin sebagai penghias kemuncak bangunan yang disebut girovettes sedang penunjuk arah angin yang berputar-putar disebut wire-wire.
Pada abad pertengahan tidak semua orang dapat dengan sekehendak hati membuat windvaan karena ada ketentuan-ketentuan tertentu olehg penguasa baik tentang bentuk maupun perwujudannya.
Pada abad ke 15 bangsawan tinggi mengunakaan windvaan sebagai hiasan mahkota (kroon). Umumya windvaan terbuat dari logam dengan warna-warna menyala yang dapat terlihat dari kejauhan.
Di Eropasekarang khususnya di negeri Belanda hiasan kemuncak yang berupa penunjuk arah angin dengan bermacam-macam usaha atau pekerjaan pemiliknya, misal bentuk jantera alat pintal (roda alat tenun) terdapat di lota Leren, gambar bajak (alat untuk membajak tanah). Lukisan pada kemuncak rumah-rumah penduduk tersebut sudah barang tentu merupakan usaha pemiliknya untuk memperindah bangunan.
Cara membuat dan meletakkan hiasan kelapa kerbau pada bangunan di Batak atau di Sulawesi misalnya di sertai dengan upacara-upacara khusus.
Tentang hiasan kemuncak bangunan sakral  seperti masjid, gereja, pura ataupun candi, mempunyai arti tersendiri. Di kota-kota jawa sekarang banyak bangunan masjid menggunakan atap meru dengan di beri kemuncak kubah kecil yang juga disebut mustaka atau mustika.
Bangunan candi mempunyai hiasan kemuncak ratna, stupa, atau kubus. Hiasan banguna kemuncak gereja, setelah zaman gothik berakhir. Sejak zaman yunani kuno ayam jantan di nobatkan sebagai lambang kecerdasan, keberanian dan suka berkelahi .
Sesuatu yang menarik dan juga menjadi ciri khusus sauatu karya seni ialah adanya beberapa faktor makna simbolik. Misalnya bentuk jenis tumbuh-tumbuhan tertentu seperti bungan kubis atau dau kaktus, merupakan ciri bangunan gereja; huruf arab kaligrafi dengan bemtuk arabesk merupakan ciri hiasan majid. Umumya rumah gaya inidis beragam hias sederhana kecuali orang Cina yang kaya. Seperti rumah-rumah di Eropa, bangunan rumah di negeri Belanda bagian depan (topgevel) dan kemuncak depan (geveltoppen) mempunyai variasi hiasan bermacam-macam.
Di negeri Belanda umumnya bangunan rumah masa kini dibuat dari batu. Tetapi sampai pertengahan abad ke-15 rumah umumnya terbuat dari kayu. Karena terjadi kebakaran rumah di buat dari batu seperti atap sisi depan rumah juga masih banyak yang di buat dari kayu. Bangunan rumah kaytu yang setengah batu itu memiliki atap sisi depan meruncing. Di jawa bentuk semacam ini menjadi ciri umum bagunan rumah gaya indis awal abad ke-19. Pada dekade terakhir ini gaya bangunan indis mulai banyak digunakan pada akhir abad ke-20 ini diduga karena derasnya arus kehadiran orang Eropa untuk menangani perusahaan-perusahaan perkebunan, pelayaran bank dan sebagainya.
Rumah-rumah yang didirikan sebelum Abad pertengahan di negeri Belanda juga bangunan rumah semasa zaman gotik misalnya atap sisi depanya berbentuk runcing dan itu merupakan ciri umum gotik. Namun sesudah zaman Renaisans atap berbentuk jenjang atau (trapgevel). Dalam lukisan karya Vermeer misalnya rumah-rumah dengan bentuk atap runcing atau jenjang di lukis dengan bagus berderet sepanjang jalan di Belanda bentuk bagian depan atap seperti ini di Jawa jarang di buat orang. Di kota Yogja atap semacam ini di jalan Malioboro. Sisi depan atap rumah gatya indis berbentuk runcing menjorok ke depan (tuitgevel), suatu bentuk yang lazim di gunakan untuk bangunan gudang (pakhuizen), yaitu menggunakan tadhah angin berbentuk segitiga (tijmpanon) dengan di beri pelipit papan kayu dengan hiasan pada puncaknya.
Hiasan kemucak tadhah angin (typanon atau geveltoppen) bervariasi dari hiasan sederhana berbentuk sumbu kemuncak nokspil hingga ornamen-ornamen bagus. Berbentuk segitiga yang terdiri atas papan-papan kayu yang di susun vertikal.
Satu atau dua bagian voorschot disebut windveen. Adapun yang memanjang miring ke atas berjajar dengan makelaar lazim disebut windveen atau windring (tadhah angin)
Banyak rumah petani di Belanda menggunakan hiasan yang disebut runeken ini sebagai simbol kesuburan
Mengenai arti simbolik hiasan angsa diatas oeloberd. Disebutkan bahwa angsa dulu adalah sebagai tanda kepemilikan padang rumput seluas tanah yang di kelilingi parit (gracth) dengan angsa-angsanya. H. Wirth dan A. Agustin menyebutkan bahwa hiasan angsa pada oeleborden mengingatkan orang pada sepasang burung simbolik dari Jerman Utara, bahwa matahari terbit sebelah timur  melintas cakrawala sepanjang awal perjalanan ke bahagiaan.
Sejarah lambang-lambang yang di pahatkan pada papan lis tadhah  dapat di bedakan menjadi tiga babakan waktu yaitu:
(1)   Lambang dari masa Pra-Kristen (zaman kekafiran Jerman)
(2)   Masa kristen berupa lambang gambar salib, gambar hati (heart), jangkar (angker) yaitu sebagai lambang kepercayaan, harapan kejujuran atau kesetiaan dan
(3)   Khusus lambang-lambang dari agama Roma Katolik yaitu berupa miskelk dan hostie.
1.      Macam-macam hiasan kemuncak dan atap rumah
a.       Penunjuk Arah Tiupan Angin (windwijzer)
Disebut juga windvaan dalam bahasa perancis disebut girovettes dan apabila dapat berputar-putar disebut wire-wire
b.      Hiasan puncak atap (nork Acroterie)
Dulu di gunakan untuk mengias rumah petani. Hiasan terbuat dari daun alang-alang (stroo) sebagai prototipe
c.       Hiasan kemuncak tampak depan (geveltoppen)
Bentuk segitiga pada depan rumah disebut voorschot
1.      Lambang Manrune
2.      Hiasan uilebord
3.      Hiasan berupa makelaar
4.      Hiasan pasi dan mterial logam
 
2.      Ragam Hiaspada Tubuh bangunan
Selain terdapat di kemuncak (topgevel) dan tadhah adalah angin (tympanon) ragam hias juga juga terdapat di bagian tubuh bangunan, misalnya pada lubang angin yang terletak di atas pintu jendela.
Lubang angin pada rumah gaya indis di Jawa hanya dihias sederhana saja, yaitu lukisan beberapa anak anak panah yang di ujung-ujungnya menuju ke arah pusat. Pada bangunan besar, seperti  istana gubernur jenderal kraton  raja-raja Jawa Yokyakarta dan solo batang tiang bagian dalamnya (pagelaran, serambi, depan dan belakang) dihias dengan gaya ionia dan Khorinthia.
Sementara itu gaya ionia sesuai dengan watak jiwa bangsa ionia yang menyukai keindahan dan keserasian.
Gaya korinthia diciptakan oleh para penguasa kota korinthia yang kaya dan makmur pada abad ke 5 sebelum masehi.
Gaya ionia dan orinthia banyak digunakan untuk menghias bangunan-bangunan besar dan megah milik para raja atau pengusaha jajahan, khususnya untuk batang-batang tiang sisi dalam bangunan . sebagai contoh, gaya ini di Jawa terdapat di istana presiden di jakarta, gedung Agung di Yogyakarta serta pagelaran keraton surakarta dan yogyakarta. Bangunan pagelaran adalah bangunan tradisional Jawa , namun gerbang dan empernya yang di sangga batang-batang tiang gaya  komposit untuk menyangga atap serambi (saka emper) keratom kesultanan dan bekas rumah gubernur (kini gedung agung yogyakarta)menjadikan bagunan tampak lebih megah. Batang tiang gaya korinthia dan komposit di keraton dan bangunan rumah penguasa di Hindia Belanda kebanyakan di buat dari bahas besi cor yang di iimpor dari Jerman.
Penggunaan tiang gaya Doria, Ionia, Korinthia dan komposit disesuaikan dengan pandangan filsafat Yunani dan Romawi kuno.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB VI
KESIMPULAN
Kehadiran bangsa Eropa khususnya Belanda yang menjadi penguasa pada masa itu menimbulkan kebudayaan campuran yang disebut kebudayaan Indis. Kebuadayaan Indis merupakan perpaduan antara dua kebudayaan, yaitu kebudayaan Indonesia dan kebudayaan Eropa. Kebudayaan campuran ini mencangkup tujuh aspek unsur universal budaya bangsa, seperti yang dimiliki oleh semua bangsa di dnia. Dengan demikian, kebudayaan Indis adalah kebudayaan yang merupakan kepanjangan kebudayaan Indonesia, yang terdiri atas kebudayaan Prasejarah, kebudayaan Hindu-Budha, dan kebudayaan Islam di Indonesia. Kebudayaan Indis di Indonesia berakhir sesudah balatentara Jepang mengalahkan penguasa Hindia Belanda pada 1942. tetapi di negeri Belanda ternyata kebudaan Indis masih tetap hidup. Di berbagai kota di Belanda terdapat Indische restaurant, dengan hidangan Indische rijsttafel yang terdiri atas sate, nasi goreng, sambal goreng, wedang sekoteng, dan sebagainya.
Kebudayaan Indis ada yang secara positif berperan penting dalam perkembangan kebudayaan Indonesia modern, yaitu sistem pendidikan dan seni (seperti seni drama, seni musik), kebiasaan menghargai waktu, serta kemajuan berbagai bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.
Daftar Pustaka :
Soekiman, djoko.2011.kebudayaan indis

  • None
  • Ilwan: hmmh.. jadi kangeen :( semoga hubungan kita bener-bener tetep berlanjut yah. walau emang kadang pasang surut kaya ombak di pantai. tapi bukankah
  • Teman Lama: tenang aja... Jgn takut gadapet jodoh. Semua orang punya chemistry-nya masing2... Pasti dapet jodoh yg bener2 sesuai kok! :D
  • oti: Allah itu maha adil darl, disaat kamu merasa sesuatu itu sangat tidak adil, disitulah tersirat keadilan yang diberikan Allah sama kamu, believe it dar